2021
DOI: 10.51544/jlmk.v5i2.1993
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Gaya Komunikasi Politik Twitter Partai Gerindra

Abstract: Social media, especially Twitter, as one of the most widely used platforms on the internet, is now being used by political organizations to convey their political communication messages. This study uses a descriptive qualitative method by analyzing the communication style conveyed by the Gerindra party Twitter account to its followers. In looking for references, researchers use a systematic review method wherein the authors must describe the search to be used, determine where and when they should search, and w… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(8 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Dengan begitu para penggunanya harus secermat mungkin dalam menuliskan satu Tweet atau mereka tidak akan bisa mempublikasikannya (Sipahutar, 2020) Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif followers @radenrauf dalam menggunakan tagar #LoveStory di Twitter. Dengan begitu, diperoleh deskripsi mengenai ragam motif yang melatarbelakangi followers @radenrauf dalam menggunakan tagar tersebut.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dengan begitu para penggunanya harus secermat mungkin dalam menuliskan satu Tweet atau mereka tidak akan bisa mempublikasikannya (Sipahutar, 2020) Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif followers @radenrauf dalam menggunakan tagar #LoveStory di Twitter. Dengan begitu, diperoleh deskripsi mengenai ragam motif yang melatarbelakangi followers @radenrauf dalam menggunakan tagar tersebut.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sedangkan customization dan trendiness tidak mempengaruhi consumer brand engagement karena TikTok lebih berfokus pada penyebaran informasi yang menghibur. consumer 32 Cheryl Arshiefa Krisdanu et al / Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi 7, 2 (2023) [24][25][26][27][28][29][30][31][32][33][34][35][36] TikTok sebagai Media Pemasaran Digital di Indonesia … brand engagement (CBE) merupakan faktor utama yang mempengaruhi brand awareness, brand image, dan brand loyalty Untuk menjawab tujuan penelitian, dapat diketahui bahwa dari keenam penelitian dengan konteks Indonesia tersebut, pemanfaatan TikTok di Indonesia sudah dilakukan sebagai strategi pemasaran digital diantaranya pada industri elektronik (Wahid et al, 2022), pendidikan (Akbari et al, 2022), dan pariwisata (Rimadias et al, 2021). Untuk melakukan kegiatan pemasaran, fitur yang dapat dimanfaatkan adalah melalui unggahan konten utama video / foto (Wahid et al, 2023;Dewi 2021;Akbari et al, 2022;Genoveva, 2022;dan Rimadias et al, 2021), dan live streaming (Sanjaya et al, 2023).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Pertama, yang harus dipahami oleh brand/pemasar adalah pesan yang disampaikan dan kombinasi fitur yang digunakan dalam video harus tepat. Pada fitur video yang diunggah oleh brand/pemasar, audiens lebih menyukai tipe konten yang informatif (seperti contohnya ulasan, cerita tentang brand, detail layanan) (Wahid et al, 2023;33 Cheryl Arshiefa Krisdanu et al / Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi 7, 2 (2023) [24][25][26][27][28][29][30][31][32][33][34][35][36] TikTok sebagai Media Pemasaran Digital di Indonesia … Rimadias et al, 2021), menghibur (Rimadias et al, 2021), memiliki keterikatan emosional (Dewi, 2021), jujur dan tidak berlebihan (Dewi, 2021), dan interaktif (Rimadias et al, 2021;Akbari et al, 2022). Konten yang memiliki keterikatan emosional artinya konten yang relevan dengan keseharian konsumen dari detail terkecil seperti ekspresi dan latar (Dewi, 2021).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Akan tetapi, pada kenyataannya media sosial yang ada tidak selalu sesuai dengan harapan politisi. Hampir separuhnya politisi seakan tidak siap untuk menghadapi ketegangan demokrasi yang ada (Putri, 2021). Pemilihan umum pada 2019 lalu sudah berlalu, namun realisasi seperti masih meninggalkan masalah, mengingat banyaknya black campaign yang ada di media sosial.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified