Perawat dan dokter dalam melakukan komunikasi interdisipliner dapat menggunakan metode komunikasi Situation, Background, Assessment, Recommendation (SBAR) dan tulis, baca, konfirmasi (Tulbakon). Kegiatan Komunikasi SBAR -Tulbakon selama ini belum terlaksana secara optimal dan belum sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga terjadi kesalahan diagnosa awal dan terapi yang diberikan. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kepatuhan perawat dalam komunikasi efektif SBAR-Tulbakon di ruang rawat inap RSUD Tamiang Layang. Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang rawat Inap RSUD Tamiang Layang 75 orang. Sampel berjumlah 43 dengan teknik pengambilan simple random sampling. Analisis data melalui analisa univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil : Perawat di ruang rawat inap RSUD Tamiang Layang sebagian besar patuh dalam melakukan komunikasi efektif SBAR-Tulbakon berjumlah 26 orang (60,5%). Kesimpulan : Perawat lebih banyak yang patuh dalam melakukan komunikasi efektif SBAR-Tulbakon. Bagi RSUD Tamiang Layang dapat membuat program atau pelatihan perawat untuk meningkatkan kemampuan untuk melakukan komunikasi efektif SBAR-Tulbakon dan kembali mensosialisasikan pelaksanaan komunikasi SBAR-Tulbakon yang sesuai dengan SPO rumah sakit. Rekomendasi : Adanya pelatihan perawat untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi efektif SBAR-Tulbakon dan kembali mensosialisasikan pelaksanaan komunikasi SBAR-Tulbakon, selain itu pihak menajemen rumah sakit juga dapat menyediakan poster atau leaflet yang berisi informasi mengenai prosedur melakukan komunikasi SBAR-Tulbakon sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan rumah sakit.