Fun English to Increase Vocabulary and Motivation for Kindergarten Children of Santa Rita Cassia, Kefamenanu-Ttu

Semiun, Thresia Trivict; Wisrance, Maria Wihelmina; Semiun, Chatarina Gradict; Semiun, Oktovianus Edvict

doi:10.26418/jplp2km.v5i2.50560

Cited by 6 publications

(7 citation statements)

References 3 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Subjek menyadari bahwa kecemasan yang dialaminya karena pikiran-pikiran negatif. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Semiun (2006) yang menjelaskan pikiran-pikiran negatif menyebabkan orangorang memperbesar ancaman dalam situasi yang dihadapi dengan akibatnya merasa cemas. Faradiana & Mubarok (2022) juga menjelaskan bahwa pikiran negative pada individu dapat menyebabkan munculnya kecemasan.…”

Section: Pembahasanunclassified

Cognitive behavior therapy untuk menurunkan gejala gangguan cemas menyeluruh pada remaja

Ningsih,

Hidayati

2024

Procedia

View full text Add to dashboard Cite

Generalized anxiety disorder is characterized by excessive and uncontrollable anxiety, worrying about various events and activities. The symptoms that the subject agitated, anxious or tense, unable to stop or control the worry, having difficulty relaxing, and feeling afraid something terrible might happen. The subject is a 15 year old who was a victim of bullying. The aim of this case study is to reduce the symptoms of generalized anxiety disorder through cognitive behavioral therapy. The data collection methods used were interviews, observation and psychological tests. The intervention was cognitive behavior therapy with mind over mood techniques. The aim of the intervention to change his cognitive distortions and develop positive thoughts. The results of the intervention showed that cognitive behavior therapy was effective in reducing the symptoms of generalized anxiety disorder, which was marked by a decrease in the GAD-7 score from 18 to 8. Gangguan kecemasan umum ditandai dengan rasa cemas yang berlebihan dan tidak terkendali, khawatir terhadap berbagai kejadian dan aktivitas. Gejalanya yaitu subjek gelisah, cemas atau tegang, tidak mampu menghentikan atau mengendalikan rasa khawatir, sulit bersantai, dan merasa takut akan terjadi sesuatu yang buruk. Subyeknya adalah seorang remaja berusia 15 tahun yang menjadi korban bullying. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengurangi gejala gangguan kecemasan umum melalui terapi perilaku kognitif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan tes psikologi. Intervensi yang dilakukan adalah terapi perilaku kognitif dengan teknik mind over mood. Tujuan intervensi untuk mengubah distorsi kognitifnya dan mengembangkan pikiran positif. Hasil intervensi menunjukkan terapi perilaku kognitif efektif mengurangi gejala gangguan kecemasan umum yang ditandai dengan penurunan skor GAD-7 dari 18 menjadi 8.

show abstract

Section: Pembahasanunclassified

Cognitive behavior therapy untuk menurunkan gejala gangguan cemas menyeluruh pada remaja

Ningsih,

Hidayati

2024

Procedia

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…WHO (2014) mengatakan, sehat mental ialah keadaan dimana individu mampu mewujudkan potensi dirinya, mengatasi masalah sehari-hari, berfungsi secara efektif dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat negaranya. Semiun (2006) mengatakan bahwa kesehatan mental dapat bervariasi dari baik hingga buruk dan siapa pun dapat menderita karenanya (Ayu Rianti et al, 2020). Hanya sedikit orang yang memiliki masalah Anak-anak dan remaja memiliki proses perkembangan yang kompleks, sehingga membuat diagnosis dan pengobatan menjadi sulit (Remschmidt et al, 2007).…”

Section: Pembahasanunclassified

Peran Lingkungan Keluarga Dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Remaja

Yulianti,

Fadila,

Nisa

et al. 2024

AN-NUR

View full text Add to dashboard Cite

Mental health is a state of well-being in which a person is able to endure the rest of life, work well, and affect society. Mental health does not only mean the absence of mental disorders, but also includes a person's ability to manage their emotions, social and interpersonal relationships, and adapt to change. Conflict in the family can affect children's behavior and mental health, because the family is the closest place for a child. What children see and hear often runs in the family. Therefore, it is a good thing that family activities and the child's personality, behavior and health are influenced by what their parents see and hear. Mental disorders are still common in Indonesia, and it needs to be addressed more, because it is the young generation who will be the children and grandchildren of the country one day. If a teenager has a mental health problem and is left untreated, the child's mental health problem will persist and hinder their development. The purpose of this research is to find out the prevalence of mental health problems among teenagers today, the factors that affect them, and how the family can affect the mental health of teenagers in Indonesia. As you said, the role of the family in supporting children's mental health is very important, because parents are the main source of income for children. They can provide emotional support, create a safe environment, and help children develop problem-solving and social skills. By understanding the role of the family environment, we can better understand how to improve the mental health of the younger generation.

show abstract

“…Dalam penelitian ini aspek-aspek kecemasan berbicara di depan umum adalah aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan oleh Semiun (2006) yaitu: 1) Suasana hati. 2) Kognitif.…”

Section: Tinjauan Pustaka Kecemasan Berbicara DI Depan Umumunclassified

Pengaruh Efikasi Diri Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Dosen Muda

Mulyani

2023

bcomm

View full text Add to dashboard Cite

Kecemasan berbicara di depan umum adalah perasaan terancam, perasaan tidak menyenangkan yang diikuti dengan reaksi fisik dan psikis akibat kecemasan untuk menyesuaikan atau menghadapi situasi saat berbicara di depan umum. Salah satu faktor yang mendukung tingkat kecemasan berbicara adalah rendahnya tingkat efikasi diri yang ditandai dengan kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri saat menyampaikan informasi di depan umum. Selain itu, tingginya kecemasan dalam berbicara juga disebabkan oleh rendahnya tingkat komunikasi interpersonal, ketidakmampuan mengungkapkan keinginan, perasaan dan mengungkapkan apa yang ada dalam diri individu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh efikasi diri dan komunikasi interpersonal terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada dosen muda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa terdapat pengaruh efikasi diri sebesar 34,3% terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada dosen muda, serta terdapat pengaruh komunikasi interpersonal sebesar 19,8% terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada dosen muda. , dan ada pengaruh keduanya secara bersama-sama terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada dosen muda sebesar 38,3%.

show abstract

Fun English to Increase Vocabulary and Motivation for Kindergarten Children of Santa Rita Cassia, Kefamenanu-Ttu

Cited by 6 publications

References 3 publications

Cognitive behavior therapy untuk menurunkan gejala gangguan cemas menyeluruh pada remaja

Cognitive behavior therapy untuk menurunkan gejala gangguan cemas menyeluruh pada remaja

Peran Lingkungan Keluarga Dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Remaja

Pengaruh Efikasi Diri Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Dosen Muda

Contact Info

Product

Resources

About