2014
DOI: 10.15578/iaj.9.2.2014.177-185
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Frequent Monitoring of Water Temperature in Pegametan Bay, Bali: A Preliminary Assessment Towards Management of Marine Aquaculture Development

Abstract: Aquaculture currently share for nearly half of the world's food fish consumption, and continue to be the fastest-growing animal food producing sector. The viability of aquaculture operation has greatly been affected by the characteristic of marine environment. Inventory and monitoring of marine environment are necessary and can be done through information technology implementation. Frequent monitoring of water temperature, for almost one year observation, at four aquaculture sites in Pegametan Bay and Research… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0
7

Year Published

2015
2015
2024
2024

Publication Types

Select...
6
1

Relationship

3
4

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(8 citation statements)
references
References 9 publications
0
1
0
7
Order By: Relevance
“…Analisa kondisi fitoplankton dalam penelitian ini meliputi kelimpahan, jumlah jenis, dan indeks biologinya (Odum, 1971 (Radiarta et al, 2014). Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian ikan kerapu pada KJA di kawasan perairan Indonesia adalah perubahan suhu perairan yang umumnya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada saat peralihan musim (Sadovy, 2000).…”
Section: Analisa Dataunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Analisa kondisi fitoplankton dalam penelitian ini meliputi kelimpahan, jumlah jenis, dan indeks biologinya (Odum, 1971 (Radiarta et al, 2014). Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian ikan kerapu pada KJA di kawasan perairan Indonesia adalah perubahan suhu perairan yang umumnya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada saat peralihan musim (Sadovy, 2000).…”
Section: Analisa Dataunclassified
“…Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian ikan kerapu pada KJA di kawasan perairan Indonesia adalah perubahan suhu perairan yang umumnya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada saat peralihan musim (Sadovy, 2000). Selain itu fluktuasi suhu yang konstrain dapat juga menyebabkan kematian ikan (Radiarta et al, 2014). Beberapa permasalahan yang umumnya dihadapi dalam budi daya ikan dengan KJA terkait dengan kondisi kualitas perairan, yaitu semakin menurunnya kualitas perairan di area sekitar KJA karena padat tebar ikan tinggi, terakumulasinya limbah budi daya di dasar perairan, over-feeding penggunaan pakan ikan rucah, blooming alga, serta sirkulasi air yang kurang baik karena pengaturan tata letak KJA yang kurang sesuai (Pomeroy et al, 2002).…”
Section: Analisa Dataunclassified
“…Kondisi ini sangat mempengaruhi produktivitas budidaya laut yang ada pada unit IMTA. Hasil pengamatan budidaya rumput laut pada bulan Juli menunjukkan peningkatan pertumbuhan sampai pada hari ke-45 dengan rata-rata bobot akhir 77,2 gram/ titik tanam; sedangkan pada bulan September terjadi penurunan pertumbuhan dari hari ke-30 ke hari ke-45, dengan rata-rata bobot akhir 20,6 gram/titik tanam (Radiarta et al, 2014b). Berdasarkan kisaran nilai WQI min yang diperoleh selama enam bulan pengamatan di 13 stasiun menunjukkan bahwa pada bulan Juli, tiga parameter kualitas perairan (DO, kekeruhan, dan total fosfat) yang diamati masuk dalam kisaran yang ideal untuk aktivitas budidaya laut (KLH, 2004).…”
Section: Indeks Kualitas Air Dan Sebaran Nutrien Sekitar Budidaya Lauunclassified
“…Kegiatan ini sering mengakibatkan degradasi kualitas air, habitat fisik, dan kondisi biologinya. Sehubungan dengan hal ini, program pemantauan secara berkelanjutan terhadap parameter utama kualitas perairan sangat diperlukan, guna menghasilkan estimasi kondisi kualitas perairan secara representatif dan komprehensif (Butler et al, 2001;Radiarta et al, 2014a). Tujuan utama pemantauan kualitas perairan adalah untuk mengontrol dan meminimalkan dampak yang ditimbulkan dari perubahan kondisi perairan sehingga dapat menghasilkan air dengan kualitas standar bagi penggunanya, seperti misalnya air minum, irigasi, perikanan budidaya, dan pariwisata (Boyacioglu, 2006).…”
Section: Pendahuluanunclassified