Faktor Risiko Terjadinya Covid-19 Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Abstract

Pendahuluan: Covid-19 merupakan penyakit menular yang muncul pertama kali di kota Wuhan China dan disebabkan oleh SARS-CoV-2. Tujuan mengidentifikasi faktor risiko terjadinya Covid-19 pada penderita DM tipe 2. Metode: Deskriptif analitis desain literature review. Data diperoleh melalui hasil pencarian artikel menggunakan lima database eletronik yaitu Pubmed, ProQuest, ScienceDirect, Cochrane Library dan Google Scholar diidentifikasi 10.951 artikel dengan jumlah sampel keseluruhan 5.464.617 responden. Analisis menggunakan peta data yang diekstraksi dalam tabel sintesis grid termasuk penulis, tahun publikasi, negara, tujuan, sampel, desain, durasi, hasil dan kesimpulan penelitian. Hasil: Enam artikel teridentifikasi dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa, satu studi melaporlakan risiko terjadinya Covid-19 pada penderita DM tipe 2 sebesar 1.369 kali, satu studi 2,180 kali, satu studi 4.7 kali, dan satu studi lainnya hingga16.5 kali. Pasien yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia ≥53 tahun memiliki risiko sebesar 1,395 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda dan berjenis kelamin perempuan. Kesimpulan: bahwa penderita DM tipe 2 secara signifikan memiliki risiko lebih tinggi terkena Covid-19 dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki penyakit diabetes, terutama pada pasien yang berusia ≥53 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.

Analisis Potensi Interaksi Obat Pasien Rawat Inap Covid-19 Dengan Komorbid Diabetes Melitus Di Rs Pku Muhammadiyah Wonosobo

“…Jumlah ini menunjukkan bahwa diabetes dan hipertensi adalah dua penyakit komorbid tertinggi yang menyebabkan kematian pada pasien covid-19 [1]. Akibat gangguan innate immunity atau kekebalan bawaan, pasien dengan diabetes memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi secara keseluruhan [3].…”

Risk Factors for the Occurrence of Covid-19 in People With Type 2 Diabetes Melitus in the Community Rt 006/002 Teluk Jaya, Village Jaya, District in 2022

“…Berdasarkan uji statistik dapat diketahui sebanyak 27 responden (100%) Hal ini sejalan dengan teori (Apin, 2021)…”

“…Sejumlah penelitian yang mengidentifikasi faktor risiko terjadinya COVID-19 pada penderita DM tipe 2 telah dilaporkan di beberapa negara, diantaranya penelitian skala besar di Skotlandia melaporkan bahwa dari 5.463.300 populasi, 319.349 (5,8%) diantaranya menderita diabetes dan 1.082 (0,3%) mengembangkan COVID-19, sedangkan pada populasi tanpa diabetes dari 5.143.951 pasien, hanya 4.081 (0,1%) yang mengembangkan COVID-19 McGurnaghan et al (2021) di dalam jurnal (Apin, 2021). Penelitian lain dilakukan di RS kota Wuhan China pada 584 pasien COVID-19, 84 pasien diantaranya menderita diabetes dan 500 lainnya tanpa diabetes menunjukkan bahwa diabetes memiliki rasio bahaya (2,180, p = 0,031) untuk prognosis COVID-19 dibandingkan pasien tanpa diabetes.…”

“…Gangguan sistem kekebalan pada DM tipe 2 dikaitkan dengan sekresi abnormal sitokin pro-inflamasi, terutama TNFα dan IFN yang juga ditemukan pada pasien Covid-19. Kondisi proinflamasi pada pasien diabetes yang sudah ada sebelumnya akan memfasilitasi keparahan infeksi COVID-19 (Apin, 2021). Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dari 50 responden (100%), responden pola makan dengan kategori buruk yang terkonfirmasi covid-19 sebanyak 14 responden (28,0%).…”

The Effect of Walking Exercise Intervention on Blood Glucose Levels in Type 2 Diabetes Mellitus Patients in the Work Area of the Dempar Kutai Barat Health Center

“…The increase in blood sugar levels is influenced by factors of age, gender, education, and length of suffering. High blood sugar levels before Walking Exercise Caused when the Marcelina Bulan, Tini, Edi Purwanto/KESANS The Effect of Walking Exercise Intervention on Blood Glucose Levels in Type 2 Diabetes Mellitus Patients in the Work Area of the Dempar Kutai Barat Health Center body's activity is low, the use of glucose by the muscles will also decrease so that blood glucose levels exceed the body's ability to store then blood glucose will be higher than normal (Idris et al, 2014;Lisiswanti & Cordita, 2016;Shahar & Hamdy, 2015;Susanti et al, 2019).…”