2018
DOI: 10.47218/jkpbl.v6i2.46
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA TINGKAT I DAN II DIII KEBIDANAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN 2018

Abstract: Indeks pembangunan dapat dilihat dari sumber daya manusia. Tiga faktor utama yang dapat menjadi penentu yaitu, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan status gizi masyarakat. Karena, anak yang memperoleh makanan yang adekuat sejak dari kandungan (status gizi baik) akan tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai usianya dan mempunyai umur harapan hidup yang baik. Selain faktor gizi, keberhasilan belajar dan prestasi akademik dari mahasiswa juga dipengaruhi oleh anemia. Terdap… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Ditinjau dari sisi pengalaman, paritas adalah yang membentuk pengalaman ibu dalam menjalani kehamilan. Bagi ibu primipara/ tidak beresiko lebih tertarik untuk kontak kenakes pasca bersalin untuk menanyakan proses pemulihan pada dirinya (Susilawati et al, 2018). Sebaliknya ibu multipara/ beresiko tidak tertarik berkunjung kepelayanan atau tenaga medis pasca bersalin karena berpendapat telah pengalaman kemudian akhirnya merasa malas untuk kontak nifas ke tenaga medis (Pradani & Kurniasari, 2018).…”
Section: Paritasunclassified
“…Ditinjau dari sisi pengalaman, paritas adalah yang membentuk pengalaman ibu dalam menjalani kehamilan. Bagi ibu primipara/ tidak beresiko lebih tertarik untuk kontak kenakes pasca bersalin untuk menanyakan proses pemulihan pada dirinya (Susilawati et al, 2018). Sebaliknya ibu multipara/ beresiko tidak tertarik berkunjung kepelayanan atau tenaga medis pasca bersalin karena berpendapat telah pengalaman kemudian akhirnya merasa malas untuk kontak nifas ke tenaga medis (Pradani & Kurniasari, 2018).…”
Section: Paritasunclassified