Pendahuluan: Ruptur perineum menjadi penyebab perdarahan ibu postpartum. Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia. Ruptur perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacuum. Di Asia kejadian ruptur perineum cukup banyak terjadi, 50% dari kejadian robekan perineum di dunia terjadi diAsia. Di Indonesia ruptur perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan posisi bersalin, berat bayi lahir dan lamanya persalinan dengan ruptur perineum pada Persalinan Normal di RS Citra Insani Bogor tahun 2021.
Metode: Metode penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin secara normal di RSIA Citra Insani Bogor tahun 2021 dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling, dengan pengambilan sampel tertentu dan pengumpulan data menggunakan lembar ceklis. Uji statistik yang digunakan yaitu uji stastitik Chi-square.
Hasil: Hasil uji menunjukan bahwa hubungan antara posisi bersalin dengan rupture perineum ditandai dengan p-value sebesar 0.000. Hubungan berat bayi dengan rupture perineum ditandai dengan p-value sebesar 0.030. Hubungan Lama persalinan dengan rupture perineum ditandai dengan p-value sebesar 0.000.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara posisi bersalin, berat bayi lahir, dan lama persalinan terhadap rupture perineum.