2022
DOI: 10.31983/link.v18i2.8931
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-59 Bulan

Abstract: Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Kejadian stunting terbesar di Kota Surakarta terdapat di wilayah Puskesmas Sangkrah yaitu 17,4% dan jumlah anak dengan stunting terbanyak terdapat di Kelurahan Semanggi yaitu 39,1%. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-fakor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Kelurahan Semanggi Kota Surakarta. Jenis penelitian ini analitik observasional dengan pen… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 5 publications
(11 reference statements)
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Usia terbaik perempuan untuk hamil adalah antara 20-35 tahun (Kemenkes RI, 2015). Sedangkan usia sangat muda untuk melahirkan (usia <18 tahun) dan usia terlalu tua untuk melahirkan (usia >35 (Sentana et al, 2018). Diketahui bahwa bayi yang IMD lebih tahan terhadap infeksi penyakit, sehingga jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak terganggu, karena asupan nutrisi dapat menentukan status gizi balita (Febriani et al, 2018)…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Usia terbaik perempuan untuk hamil adalah antara 20-35 tahun (Kemenkes RI, 2015). Sedangkan usia sangat muda untuk melahirkan (usia <18 tahun) dan usia terlalu tua untuk melahirkan (usia >35 (Sentana et al, 2018). Diketahui bahwa bayi yang IMD lebih tahan terhadap infeksi penyakit, sehingga jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak terganggu, karena asupan nutrisi dapat menentukan status gizi balita (Febriani et al, 2018)…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Pekanbaru yang menunjukkan bahwa terdapat hasil yang signifikan antara pelaksanaan IMD dengan kejadian stunting. Walaupun banyak ibu yang melaksanakan IMD setelah lahir, namun dalam praktiknya tidak melaksanakan prinsip IMD dengan baik sehingga bayi kurang mendapatkan kolostrum secara optimal yang berfungsi sebagai antibodi pada bayi (Sentana, Hrp and Hasan, 2018). Berdasarkan pengamatan dan wawancara di lapangan, mayoritas ibu melakukan IMD karena saat melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten baik dokter maupun bidan sehingga pelaksanaan IMD tetap berjalan, selain itu tidak dilakukannya IMD diketahui dari pemberian kolostrum ibu pada anak.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Hasil riset kesehatan daerah bahwa kasus stunting pada anak masih tinggi. Data stunting di Provinsi Riau tahun 2017 sebanyak 25% , sedangkan data balita stunting di Kota Pekanbaru 6,97% (Sentana et al, 2018).…”
unclassified