Factors that Affect the Sustainability of Litercay Education Program

Abstract

Abstract-Illiterate people in Bazartete Sub District -Liquica District -Timor Leste are estimated more than 42 percent of the total population of 27,115 people (2015). Many efforts have been taken, such as by involving Fatumasi Community Learning Center (CLC) in implementing literacy education programs. Based on the initial assessment results, there were some problems in implementing literacy education at Fatumasi CLC. By taking case study, the purpose of the study is to describe factors that affect the sustainability of literacy education programs at Fatumasi CLC. Theory bases in the study are the concept of literacy education and community learning center. The study result has shown that factors that affect the sustainability of literacy education programs at Fatumasi CLC -Timor Leste had been; lack of dedication of teachers and education personnels, lack of motivation to learn and aspirations of learners, diversity language in the community, limited learning materials and limited community resources. The study concludes that literacy competencies is fundamental skills that should be mastered by each person to be more developed, independent and welfare, including communities in Timor Leste, especially in Bazartete Sub District.

Family Literacy Development Strategy in Community Learning Center (CLC) Fatumation in The Liquica District of The Timor Leste Democratic Republic (RDTL)

“…Kajian ini disusun peneliti berdasarkan data dan pengalaman peneliti sebagai konsultan UNESCO yang ditugaskan di Timor Leste. Analisis terhadap pengembangan keaksaraan keluarga dilakukan pada Community Learning Center (CLC) Fatumasi di Sub Distrik Bazartete Distrik Liquica (Musa, 2017).…”

“…Kios yang menjual kebutuhan sehari-hari di Fatumasi hanya ada dua. Barang yang dijual di kios-kios amat terbatas ragam dan jumlahnya (Musa, 2017).…”

“…Tentu saja ongkos menjadi lebih mahal. Dari Dili ke Aipilu dua dollar Amerika dan ojek dari Aipilu ke Fatumasi lima dollar Amerika (Musa, 2017).…”

“…Pernah terjadi selama satu minggu air tidak mengalir ke kamar mandi di mana peneliti tinggal, sehingga dengan air yang masih ada harus benar-benar bisa berhemat. Dalam keseharian masyarakat Fatumasi air tidak selalu mengalir, kalaupun mengalir hanya kurang dari satu jam dengan debit air yang tidak terlalu besar, sehingga jika membutuhkan air untuk kebutuhan masak dan cuci mereka pergi mengambil air menuju sumber air dengan menggunakan jerigen dengan ukuran dua atau tiga liter (Musa, 2017).…”

“…Hasil survei kemudian dilakukan analisis untuk menetapkan strategi yang tepat dalam melakukan pengembangan keaksaraan keluarga, yang disesuaikan kemampuan sumber daya tersedia. Peneliti mengidentifikasi terdapat beberapa pertimbangan dalam menetapkan strategi oleh karena adanya beberapa hambatan, yaitu adanya konflik dalam wadah kepengurusan CLC Fatumasi, rendahnya motivasi dan dedikasi tenaga kependidikan, sikap 50 KOLOKIUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 8 (1) apatis masyarakat untuk kemajuan, karena masih rendahnya pendidikan, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang pada umumnya miskin, kondisi jalan yang rusak berat, sumber air yang sangat terbatas, dan aliran listrik yang sering mati, budaya pesta adat yang konsumtif masih berlaku, dan sanitasi keluarga yang kurang sehat, di antara menempatkan ternak babi berada dekat dengan tempat tinggalnya (Musa, 2017). Hambatan ini menjadi pertimbangan dalam pemilihan strategi pengembangan keaksaraan keluarga yang ditempuh pada CLC Fatumasi.…”