2020
DOI: 10.20473/jps.v8i1.15865
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Exposure Based Therapy pada Fobia Ketinggian

Abstract: Fobia ketinggian/acrophobia tergolong sebagai fobia spesifik yang didefinisikan sebagai ketakutan terhadap ketinggian yang ekstrem. Acrophobia sering dihubungkan dengan penghindaran bermacam-macam situasi yang berhubungan dengan ketinggian misalnya, perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang, menaiki tangga, menaiki lift, jembatan dan menghindari bekerja di gedung yang berlantai tinggi. Exposure based therapy merupakan salah satu terapi pilihan yang terbukti efektif selama beberapa dekade untuk menu… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 18 publications
(22 reference statements)
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Selain itu, seiring berkembangnya teknologi Virtual Reality juga dapat menjadi alur kolaboratif antara platform untuk pembelajaran, bisnis dan bidang kesehatan. [8], [9]…”
Section: Virtual Realityunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Selain itu, seiring berkembangnya teknologi Virtual Reality juga dapat menjadi alur kolaboratif antara platform untuk pembelajaran, bisnis dan bidang kesehatan. [8], [9]…”
Section: Virtual Realityunclassified
“…Pada umumnya detak jantung orang dewasa normal berkisar 60bpm -100bpm [15], [16], namun ada beberapa aktifitas dan keadaan naiknya laju detak jantung termasuk juga rasa cemas berlebih terhadap suatu hal. Pada Tabel 12 adalah hasil dari pengguna yang tidak memiliki phobia ketinggian dan terdapat keterangan hasil yang diambil dari data detak jantung pengguna, dari hasil detak jantung dan waktu menggunakan aplikasi cukup baik dan terbilang singkat dan diberi keterangan hasil normal (tidak memiliki phobia), sedangkan pada pengguna yang memiliki phobia ketinggian, pada data detak jantung mengalami kenaikan yang sangat jelas, dan waktu dalam menggunakan aplikasi terbilang lebih lama dari pengguna yang tidak memiliki phobia, sehingga mendapatkan keterangan buruk (memiliki phobia ketinggian)…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Penelitian-penelitian tersebut cenderung ke arah terapi yang berbasis exposure. Menurut Fatimah and Yulianti (Bahanan and Yulianti, 2019), terapi untuk seseorang yang mengalami fobia atau takut akan ketinggian, dapat dilakukan terapi sebagai pilihan untuk mengendalikan kecemasan, stres, sehingga metode terapi exposure ini dapat menjadi alternatif psikoterapi terhadap orang dengan gangguan psikis tersebut. Menurut Cardos et al (Cardoş et al, 2017), metode terapi exposure yang menggunakan VR dapat memberikan hasil psikoterapi yang lebih baik dibandingkan metode terapi exposure konvensional tanpa menggunakan VR.…”
Section: Pembahasan Ulasan Mini-reviewunclassified