Proceedings of the Third International Conference on Sustainable Innovation 2019 – Humanity, Education and Social Sciences (Ico 2019
DOI: 10.2991/icosihess-19.2019.81
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Exclusivism in Cyberspace: Challenges in Interfaith Communication

Abstract: This article tries to see a phenomenon called Echo Chambers through the perspective of Stella Ting-Toomey's Intercultural Communication theory. This study shows that the development of social media was also followed by the shadow of Echo Chambers. The tendency to isolate oneself and associate with those who understand one another will create separate spaces between one religion and another. As a result, communication which is an effort to eliminate the polarization of the differences between "Us" and "The Othe… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2021
2021

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 11 publications
(23 reference statements)
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Dalam konstruksinya, post-truth adalah dalil epistemologis dimana status kebenaran diafirmasi hanya jika hal itu dianggap benar oleh sebuah komunitas yang mendukungnya(Blackburn 2018:9) Post-truth kemudian semakin mendapatkan tempatnya dengan topangan media sosial yang mampu menyampaikan informasi palsu dalam waktu yang singkat dengan jangkauan yang sangat luas. (Haack 2019;Yahya, Fajari, and Farhah 2019). Dalam sejumlah penelitian, post-truth terbukti memainkan peran yang krusial dalam membentuk opini masyarakat di berbagai diskursus, dari politik praktis (Allcott and Gentzkow 2017;Barrera et al 2019;Colino, Colino, and Colino 2016;Utami 2018;Wilsdon 2018) hingga kerukunan antar umat beragama(Maulana, Awaludin, and Fauzi 2021).Logika yang sama juga melandasi pandemi COVID-19.…”
unclassified
“…Dalam konstruksinya, post-truth adalah dalil epistemologis dimana status kebenaran diafirmasi hanya jika hal itu dianggap benar oleh sebuah komunitas yang mendukungnya(Blackburn 2018:9) Post-truth kemudian semakin mendapatkan tempatnya dengan topangan media sosial yang mampu menyampaikan informasi palsu dalam waktu yang singkat dengan jangkauan yang sangat luas. (Haack 2019;Yahya, Fajari, and Farhah 2019). Dalam sejumlah penelitian, post-truth terbukti memainkan peran yang krusial dalam membentuk opini masyarakat di berbagai diskursus, dari politik praktis (Allcott and Gentzkow 2017;Barrera et al 2019;Colino, Colino, and Colino 2016;Utami 2018;Wilsdon 2018) hingga kerukunan antar umat beragama(Maulana, Awaludin, and Fauzi 2021).Logika yang sama juga melandasi pandemi COVID-19.…”
unclassified