ABSTRAKInfeksi penyakit karat yang disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi dapat menyebabkan kehilangan hasil pada kedelai hingga 75%. Salah satu cara mengatasinya ialah dengan menanam varietas tahan. Tujuan penelitian ialah menguji ketahanan 10 genotipe kedelai terhadap penyakit karat. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Inokulasi pada tanaman berumur 3 minggu dilakukan dengan menyemprotkan suspensi spora P. pachyrhizi (kepadatan urediniospora 10 4 mL -1 ) ke permukaan daun pada 10 genotipe kedelai (MLGG 0005, MLGG 0253, MLGG 0465, MLGG 0470, var. Argomulyo, var. Tanggamus, var. Wilis, var. Burangrang, var. Grobogan, dan var. Dering 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh genotipe kedelai yang diuji tergolong agak tahan terhadap penyakit karat berdasarkan metode IWGSR. Pada kondisi terinfeksi penyakit karat, kedelai var. Wilis dan Dering 1 mampu menghasilkan biji per tanaman tertinggi, masing-masing seberat 7.15 dan 5.21 g.
Kata kunci: aksesi plasma nutfah, IWGSR, Phakopsora pachyrhizi, varietas kedelai
ABSTRACTRust disease caused by Phakopsora pachyrhizi can reduce soybean yields up to 75%. One solution to overcome the rust disease is by planting resistant varieties. The aim of this study was to evaluate the resistance of 10 soybean genotypes to rust disease. The research was conducted in the greenhouse. The experiment was arranged in a randomized complete block design with three replications. Inoculation of rust pathogen on 3 weeks-old plants was done by spraying urediniospore suspension (density 10 4 mL -1 ) to the surface of the leaves on the 10 soybean genotypes (MLGG 0005, MLGG 0253, MLGG 0465, MLGG 0470, var. Argomulyo, var. Tanggamus, var. Wilis, var. Burangrang, var. Grobogan, dan var. Dering 1). The results showed that all soybean genotypes were classified as moderately resistant to rust diseases based on the method of IWGSR. Although the plants were infected by rust disease, var. Wilis and Dering 1 produced the highest seed yield per plant (7.15 and 5.21 g, respectively), due to the good appearance of the plants, and the high number of branches, reproductive nodes, and number of filled pods. Therefore, these genotypes might be used as a good germplasm accession.Key words: germplasm accession, IWGSR, Phakopsora pachyrhizi, soybean variety
PENDAHULUANKedelai merupakan salah satu komoditas pangan terpenting di Indonesia. Tahu, tempe, kecap, dan susu merupakan produk olahan yang menggunakan biji kedelai. Umumnya kedelai berbiji besar berwarna kuning untuk pembuatan tempe dan susu, sedangkan biji kecil berwarna kuning untuk kecambah sayur dan tahu, dan kedelai biji kecil dan besar berwarna hitam untuk pembuatan kecap. Usaha meningkatkan produksi kedelai di Indonesia sering menemui hambatan, salah satunya adalah infeksi penyakit karat.