Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Parkinson Berdasarkan Terapi Berbasis Levodopa

Abstract

Levodopa telah menjadi pilihan utama dalam pengobatan penyakit Parkinson selama lebih dari 40 tahun. Pemberian levodopa sering dikombinasi dengan obat lain untuk meningkatkan bioavailabilitas maupun efektivitasnya. Namun, di sisi lain, penggunaan levodopa dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping berupa komplikasi motorik yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan terapi levodopa dan kombinasi terhadap kualitas hidup serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang. Subjek penelitian adalah pasien Parkinson rawat jalan di Poliklinik Saraf RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUD Cibabat Cimahi, dan RSAU Dr. Salamun Bandung pada periode Juli-Desember 2018. Pengukuran kualitas hidup dilakukan terhadap 33 subjek penelitian yang menerima terapi kombinasi dengan levodopa menggunakan kuesioner The 39-item Parkinson's Disease Questionnaire (PDQ-39) versi bahasa Indonesia. Analisis dilakukan dengan membandingkan rata-rata skor total PDQ-39 antarkelompok pada masing-masing variabel. Perbandingan nilai skor total PDQ-39 dianalisis dengan uji T tidak berpasangan dan uji one way ANOVA untuk melihat adanya perbedaan skor PDQ-39 antarkelompok variabel. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata skor total PDQ-39 antarkelompok terapi kombinasi dengan levodopa (p=0,262). Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang secara independen berkorelasi dengan kualitas hidup adalah aktivitas olahraga (r=0,233), tingkat keparahan penyakit (r=0,464), dan komplikasi motorik (r=0,329). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup pasien Parkinson tidak dipengaruhi oleh jenis pengobatan, namun dipengaruhi secara independen oleh aktivitas olahraga, tingkat keparahan penyakit, dan komplikasi motorik.

Correlation between cholesterol levels and the severity of Parkinson disease

“…13 The results of this study also did not show a correlation between HDL and PD. [13][14][15][16][17][18][19] However, the results of this study are different from the results of research conducted by Agustin et al in Yogyakarta in 2017 which showed no significant difference in LDL levels to the severity of PD based on the H and Y scale. 11 The difference in the results of this study is due to the fact that there are many factors that can changes the mechanism and pathophysiology of dopaminergic cells in patients with PD that affect disease progression and the differences in the statistical test methods of this study with those of Agustin et al The effect of cholesterol levels on the biologic progression of PD is unknown, but it has been suggested that cholesterol may facilitate the repair of injured neuronal pathways in Parkinson's disease.…”

“…Several previous studies obtained almost have the same results by Oktariza et al in Bandung whereas patients usually consume more than two types of drugs (54.54%) and Agustin et al in 2017 in Yogyakarta the majority of patients used two types of Parkinson's drugs (60%). 11,14 This may be in accordance with PD therapy guidelines using combination therapy to avoid side effects of long-term levodopa use such as wearing off or on off phenomena. 4 In this study, it was also found that some PD patients had no history of hypertension (55.5%) and the majority did not have a history of smoking (91.70%).…”

“…13 Another study whose results were quite different from the characteristics of PD patients was obtained in a study by Oktariza et al in 2019 in Bandung, female were more dominant (51.52%) than male (48.48%) and Larasanti et al in Denpasar in 2019 (male 72.3% compared with female 27.7 %). 14,15 The majority of patients with PD are men due to the influence of the female hormone estrogen which is neuroprotective and the risk of head trauma, which is one of the risk factors for PD is greater in men than women. 15 The This study also found that more than half of the study subjects had onset of symptoms within 5 years (75%).…”

“…Bandung in 2019 (mean age 61.03±9.12) and Huang et al in the United States in 2007 (mean age 63.7±11.4) 11,[13][14][15]. …”

Konstruksi Sistem Inferensi Fuzzy Menggunakan Subtractive Fuzzy C-Means pada Data Parkinson

“…Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menghentikan progresivitas penyakit Parkinson. Tujuan dari pengobatan penyakit Parkinson adalah untuk memperlambat progresivitas penyakit [6], maka diagnosis dan perawatan yang tepat waktu penting untuk mengelola gejalanya.…”