2020
DOI: 10.33846/sf11310
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Evaluasi Higiene Sanitasi dan Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum di Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo Tahun 2019

Abstract: Water is one of the essential substance that needed by all living creature, especially human, to fulfill their need of hydration. The drinkable water must be qualified from chemical, physical, and biological requirement. This research aims to evaluate sanitary hygiene and bacteriological quality of drinking water depot in Balong sub district, Ponorogo Regency. The type of this research was descriptive research. The observed population was fourteen drinking water depot in Balong Sub district, Ponorogo Regency. … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 2 publications
(3 reference statements)
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Terdapat berbagai macam penelitian yang sudah dilakukan untuk menunjukkan masih rendahnya status air minum khususnya yang bersifat isi ulang di Indonesia, misalnya dari 85 depot air minum isi ulang (DAMIU) di Simeulue hanya 27 di antaranya yang sudah memenuhi persyaratan air minum baik dari syarat fisik, kimia maupun biologi sedangkan 35 sisanya tidak memenuhi persyaratan (Iqbal, Darmana, Darmana, & Syamsul, 2019). Contoh lainnya adalah penelitian di Ponorogo yang menghasilkan dari14 DAMIU yang menjadi sampel sebanyak 78,57% tidak memenuhi persyaratan tempat dan 92,86% tidak memenuhi persyaratan penjamah (Saidah, Rahayu, & Khambali, 2020). Selain itu dari 30 DAMIU yang berada dalam pengawasan dan pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara, 20 (66,7%) depot air minum di antaranya tergolong ke dalam kategori tidak laik konsumsi (Rosmiaty, Mizwar, Yunita, & Agusliani, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Terdapat berbagai macam penelitian yang sudah dilakukan untuk menunjukkan masih rendahnya status air minum khususnya yang bersifat isi ulang di Indonesia, misalnya dari 85 depot air minum isi ulang (DAMIU) di Simeulue hanya 27 di antaranya yang sudah memenuhi persyaratan air minum baik dari syarat fisik, kimia maupun biologi sedangkan 35 sisanya tidak memenuhi persyaratan (Iqbal, Darmana, Darmana, & Syamsul, 2019). Contoh lainnya adalah penelitian di Ponorogo yang menghasilkan dari14 DAMIU yang menjadi sampel sebanyak 78,57% tidak memenuhi persyaratan tempat dan 92,86% tidak memenuhi persyaratan penjamah (Saidah, Rahayu, & Khambali, 2020). Selain itu dari 30 DAMIU yang berada dalam pengawasan dan pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara, 20 (66,7%) depot air minum di antaranya tergolong ke dalam kategori tidak laik konsumsi (Rosmiaty, Mizwar, Yunita, & Agusliani, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified