Endocrown restorations for extensively damaged posterior teeth: clinical performance of three cases

Abstract

The restoration of endodontically treated teeth (ETT) with more than one cusp missing and thin remaining walls is challenging for the general practitioner. The use of posts combined with full coverage restorations is a well-established approach, yet not following the minimal invasive principles of adhesive dentistry. Endocrowns are indirect monoblock restorations that use the pulp chamber of the ETT for retention. In this study the fabrication of 4 endocrowns and their clinical performance will be discussed. Two clinical cases include computer-aided design/computer-aided manufacturing manufactured molar endocrowns (one feldspathic ceramic and one hybrid composite-ceramic restoration) and the other two are dental laboratory manufactured resin composite premolar endocrown restorations. The modified United States Public Health Service criteria were used to assess the clinical behavior of the restorations at different follow up periods. Endocrown restorations present a satisfactory clinical alternative, either by the use of resin composite or glass ceramic and hybrid materials. Specific guidelines with minimal alterations should be followed for an endocrown restoration to be successful. Due to limited evidence regarding the long term evaluation of this restorative technique, a careful selection of cases should be applied.

Full‐Crown Versus Endocrown Approach: A 3D‐Analysis of Both Restorations and the Effect of Ferrule and Restoration Material

“…Respecting the minimal thickness of the restoration material without the need for preparation, this approach allows the optimal preservation of healthy dental tissues 9 . Compared to post‐core retained crowns, which present a smaller material volume in the occlusal area and concentrate stresses in their thinner portion, endocrowns have a great material volume in this area, which offers ceramic materials their optimal fracture resistance 10–12 and promising clinical performance 13 . A clinical study of 10 year follow‐up suggested that an endocrown is an easy‐to‐perform treatment that decreases the risk of catastrophic failure of the tooth 14 .…”

Perawatan saluran akar (PSA) satu kali kunjungan pada gigi molar pertama bawah kanan dengan restorasi endocrown resin komposit

“…dikarenakan dapat meminimalisir masalah iatrogenik dengan tujuan memudahkan akses ke bagian terdalam saluran akar, menjadi reservoir untuk distribusi irigan sehingga memfasilitasi pembuangan debris dan mikroorganisme lebih banyak ke arah koronal, dapat membersihkan sepertiga apikal dari saluran akar dan tetap mempertahankan penyempitan apikal dan bentuk saluran akar yang taper hingga dapat mencegah debris terdorong ke apikal. [22][23][24][25][26][27] Penggunaan irigan harus yang sesuai untuk meningkatkan disinfeksi saluran sehingga meningkatkan hasil perawatan. Irigasi memiliki peran sentral dalam perawatan saluran akar terutama pada perawatan satu kali kunjungan.…”

“…Restorasi yang ideal harus dapat melindungi permukaan oklusal dan menggantikan tonjol-tonjol yang hilang agar dapat secara optimal melindungi struktur mahkota gigi dan menambah kekuatan. 3,24 Kasus ini dilakukan restorasi menggunakan bahan resin komposit dengan prinsip preparasi endocrown. Restorasi endocrown merupakan mahkota parsial yang terbuat dari keramik atau resin komposit yang berikatan dengan semen resin pada gigi molar yang telah dilakukan perawatan saluran akar.…”

“…Gigi molar yang direstorasi dengan endocrown mentransfer lebih sedikit stres fungsional terhadap dentin dibandingkan molar yang direstorasi dengan post dan inti. 15,24 Endocrown komposit memberikan nilai estetik yang baik, waktu pengerjaan relatif singkat, mudah untuk adjustment, mudah untuk diperbaiki, memiliki tekanan oklusal yang lebih baik dari bahan keramik, serta biaya lebih terjangkau. 27 Pedoman umum untuk persiapan endocrown yaitu pembuangan guta perca sampai kedalaman 2 mm, pengurangan cusp 2-3 mm, enamel dengan ketebalan <2 mm harus dihilangkan, margin butt joint dengan garis margin membentuk garis reguler dengan tepi yang tajam, transisi internal yang halus dan rata, dinding rongga pulpa koronal dan rongga akses dibuang dengan bur taperred 7 0 berorientasi pada sumbu panjang gigi, lantai kamar pulpa yang relatif datar dengan ruang radikuler tertutup, kedalaman rongga minimal 3 mm, dan jika memungkinkan margin supra gingiva sehingga pada kasus ini dapat digunakan endocrown karena memenuhi syarat-syarat pembuatannya.…”

“…27 Pedoman umum untuk persiapan endocrown yaitu pembuangan guta perca sampai kedalaman 2 mm, pengurangan cusp 2-3 mm, enamel dengan ketebalan <2 mm harus dihilangkan, margin butt joint dengan garis margin membentuk garis reguler dengan tepi yang tajam, transisi internal yang halus dan rata, dinding rongga pulpa koronal dan rongga akses dibuang dengan bur taperred 7 0 berorientasi pada sumbu panjang gigi, lantai kamar pulpa yang relatif datar dengan ruang radikuler tertutup, kedalaman rongga minimal 3 mm, dan jika memungkinkan margin supra gingiva sehingga pada kasus ini dapat digunakan endocrown karena memenuhi syarat-syarat pembuatannya. 15,20,24 Masalah utama yang sering terjadi pada pemakaian resin komposit sebagai bahan restorasi adalah polimerisasi yang tidak sempurna. Hal ini dipengaruhi oleh penetrasi sinar yang tidak sampai dengan sempurna ke seluruh matriks dan filler resin komposit, sehingga perlu dilakukan polimerisasi tambahan (post curing) untuk meningkatkan derajat konversi dan meningkatkan sifat mekanis restorasi resin komposit.…”