Emergency cesarean section in peripartum cardiomyopathy

Lata, Suman; Prakash, M.V.S. Satya; Balachander, Hemavathy

doi:10.4103/0259-1162.103386

Cited by 4 publications

(1 citation statement)

References 3 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Manajemen anestesi perlu mempertimbangkan pemilihan teknik dan obatobatan yang bertujuan untuk menurunkan preload dan afterload dan meningkatkan kontraktilitas jantung dengan target hemodinamik mencakup laju nadi dipertahankan normal hingga rendah untuk menurunkan kebutuhan oksigen dan pencegahan swing tekanan darah yang besar. 7 Sindrom HELLP merupakan bentuk berat dari preeklamsia akibat perkembangan plasenta yang abnormal diikuti produksi faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan endotelium. Pasien dengan sindrom HELLP rentan terhadap insidensi stroke, penyakit jantung, ruptur plasenta, kebutuhan transfusi, efusi pleura, dan infeksi.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Manajemen Anestesi pada Pasien Seksio Sesarea dengan Preeklamsia, Sindrom HELLP, dan Gagal Jantung

Maharani

Bisri

2022

JAOI

View full text Add to dashboard Cite

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tinggi dengan hipertensi pada kehamilan dan penyakit jantung sebagai salah satu penyebab utama. Sebagian besar pasien dengan preeklamsia dan gagal jantung menjalani operasi seksio sesarea dan memerlukan manajemen anestesi dengan mempertimbangkan luaran maternal dan janin. Wanita berusia 30 tahun dengan G2P1A0 gravida 32–33 minggu dengan hipertensi kronis diperberat preeklamsia induced Acute Decompensated Heart Failure (ADHF), sindrom Hemolysis Elevated Liver Enzyme Low Platelet (HELLP) dan gagal jantung kelas II-III dengan status fisik ASA IIIE. Dilakukan manajemen anestesi regional epidural dengan tujuan utama mempertahankan hemodinamik ibu. Hemodinamika selama durante operasi stabil. Dilahirkan bayi laki-laki hidup dengan APGAR 6–8. Pasien ditransfer ke High Care Unit (HCU) pascaoperasi. Manajemen anestesi perioperatif pada pasien harus menghindari perubahan hemodinamik yang ekstrem, menjaga aliran darah uteroplasental dan luaran bayi, dan menghindari risiko sulit intubasi dan aspirasi pada ibu hamil. Pada pasien ini dipilih manajemen anestesi epidural dengan monitoring hemodinamik ketat selama durante operasi. Pada pascaoperasi, pasien dirawat di ruang High Care Unit dan diberikan analgetik multimodal untuk menghindari lonjakan hemodinamik akibat nyeri. Pasien pulang ke rumah pada hari ke-5 pascaoperasi. Anestesi regional epidural merupakan pilihan yang dapat digunakan pada pasien preeklamsia berat dengan ADHF dan sindrom HELLP dengan mempertimbangkan keuntungan terhadap luaran maternal dan fetal

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Manajemen Anestesi pada Pasien Seksio Sesarea dengan Preeklamsia, Sindrom HELLP, dan Gagal Jantung

Maharani

Bisri

2022

JAOI

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

Geburtshilfe: die peripartale Kardiomyopathie

Lingner¹,

Majolk²,

Niederer³

2017

Anästhesiol Intensivmed Notfallmed Schmerzther

View full text Add to dashboard Cite

The peripartum cardiomyopathy (PPCM) is an idiopathic heart failure secondary to left-ventricular dysfunction occuring at the end of pregnancy or in the months after delivery. Other causes for heart failure must not exist. The current state of knowledge about PPCM, based on a mini-literature-review, will be presented. We will focus on peripartal anaesthesiologic management and the case of a patient with respiratory insufficiency and lung edema secondary to PPCM.

show abstract

Perioperative management of emergent cesarean section in a patient with peripartum cardiomyopathy and orthopnea: a case report

et al. 2021

View full text Add to dashboard Cite

Perioperative management of pregnant women with heart failure is difficult. Management of anesthesia in pregnant women is especially difficult because all of the currently available choices present challenges. We report a patient with peripartum cardiomyopathy (PPCM) who required an emergent cesarean section and discuss the possible tactics for managing anesthesia. A 40-year-old primipara with severe cardiac and respiratory failure required an emergent cesarean section at 39+1 gestational weeks. Her left ventricular ejection fraction was between 10% and 15%, and she had orthopnea. General anesthesia was planned after inserting sheaths for percutaneous cardiopulmonary support from the femoral artery and vein. However, when the patient was asked to lie down on the operation bed, she panicked and resisted because of labor pain and dyspnea. Therefore, anesthesia was induced instead of the initial plan. Finally, we successfully managed the anesthesia and delivered the newborn. There are no alternatives to general anesthesia in patients with PPCM presenting with orthopnea. Anesthesia induction in the supine position is impossible in such patients owing to dyspnea. Anesthesia should be started with light sedation in the sitting position, and ketamine or low-dose remifentanil may be an option to maintain maternal hemodynamics and prevent neonatal asphyxia.

show abstract

Emergency cesarean section in peripartum cardiomyopathy

Cited by 4 publications

References 3 publications

Manajemen Anestesi pada Pasien Seksio Sesarea dengan Preeklamsia, Sindrom HELLP, dan Gagal Jantung

Manajemen Anestesi pada Pasien Seksio Sesarea dengan Preeklamsia, Sindrom HELLP, dan Gagal Jantung

Geburtshilfe: die peripartale Kardiomyopathie

Perioperative management of emergent cesarean section in a patient with peripartum cardiomyopathy and orthopnea: a case report

Contact Info

Product

Resources

About