AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melihat refleksivitas masyarakat terhadap adanya penjara nagari sejak tahun 2011 di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini ialah teori yang dikemukakan oleh Herbert Blumer yaitu Interaksionalisme simbolik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian lapangan (field research) serta metode pemilihan informan purposif sampling. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi dengan metode analisis data dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan refleksivitas masyarakat Nagari Tigo Jangko terhadap penjara nagari yaitu: ada yang menerima penjara nagari dan juga ada yang menolak adanya penjara nagari.
AbstractThis study aims to see the reflexivity of society related to the existence of a nagari prison since 2011 in Nagari Tigo Jangko, Lintau Buo, Tanah Datar Regency. The theory used to analyze this research is the theory put forward by Herbert Blumer namely symbolic Interactionalism. The method used in this study is a qualitative approach to the type of field research and selecting purposive sampling for selecting the informants. The data collection techniques used observation, interviews and documentation with data analysis methods from Miles and Huberman. The results of this study indicated the reaction of the Nagari Tigo Jangko community to the existence of the prison, namely: some of society have received the existence of the prison and some of them have refused it.