This paper aimed at investigating English for Occupational Purposes (EOP) students' speaking anxiety levels, their sources of anxiety, and their coping strategies to reduce it. This paper involved eight students from two classes with different English abilities and employed a case study conducted in a company in Indonesia. Three kinds of instruments were applied for this study: classroom observation, FLCAS (Foreign Language Classroom Anxiety Scale) questionnaires by Horwitz (1986), and semistructured interview. The study revealed that the students with anxious and mildly anxious levels had the highest percentage (each of them was 37%), while those categorized as relaxed and very relaxed levels had lower percentage (each of them was 17%). Moreover, the participants who belonged to anxious and mildly anxious levels stated that FLA (Foreign Language Anxiety) sources included communication apprehension, test anxiety, and a fear of negative evaluation with similar percentages (each of them 33.34%). Lastly, coping strategies that all anxious students used in this study were compromise behaviors.Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kecemasan berbicara Bahasa Inggris sebagai bahasa asing siswa di kelas EOP dan strategi mengatasinya. Penelitian ini melibatkan delapan siswa dari dua kelas yang berbeda kemampuan Bahasa Inggrisnya dengan menggunakan desain penelitian studi kasus yang dilakukan di sebuah perusahaan di Bekasi. Tiga jenis instrumen diterapkan untuk penelitian ini: observasi kelas, kuesioner (diadaptasi dari Skala Kecemasan Kelas Bahasa Asing oleh Horwitz) dan wawancara semi terstruktur. Data dikumpulkan dengan cara 194 | I r a w a n , W a r n i & W i j i r a h a y u merekam audio dan video untuk menangkap sumber kecemasan siswa dan strategi mengatasinya. Data-data tersebut ditranskrip dan dikodekan dengan menggunakan kategorisasi dari strategi pengkodean Alwasilah (2002). Data juga diperoleh dengan mengkuantifikasi data kuesioner untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa. Temuan pertama mengungkapkan bahwa siswa yang dikategorikan sebagai siswa yang cemas dan agak cemas dalam berbicara Bahasa Inggris memiliki persentase tertinggi (masing-masing 37%), sedangkan mereka yang dikategorikan sebagai siswa yang santai dan sangat santai memiliki persentase yang lebih rendah (masing-masing 17%). Kedua, peserta penelitian yang dikategorikan sebagai siswa yang cemas dan agak cemas menyatakan bahwa semua sumber kecemasan berbicara Bahasa Inggris yaitu kekhawatiran berkomunikasi, kecemasan akan tes, dan ketakutan akan evaluasi negatif memiliki persentase yang sama (masing-masing 33.34%). Terakhir, strategi penanggulangan yang digunakan semua siswa yang mengalami kecemasan dalam berbicara bahasa Inggris dalam penelitian ini adalah berkompromi.