ABSTRAKCabai merah keriting merupakan komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Nilai ekonomi yang tinggi menjadi motivasi bagi petani cabai merah keriting dalam menjalankan usahataninya untuk mendapatkan pendapatan yang maksimal. Besar atau kecilnya pendapatan petani cabai merah keriting dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan usahatani cabai merah keriting di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022-Februari 2023 di Kecamatan Siborongborong. Lokasi penelitian ditentukan secara purposif dengan pertimbangan bahwa jumlah produksi cabai merah keriting di Kecamatan Siborongborong merupakan produksi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survei. Penentuan sampel dilakukan melalui metode sensus dengan mengambil seluruh populasi yang berjumlah 54 petani. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya produksi, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total pendapatan petani cabai merah keriting di Kecamatan Siborongborong per musim tanam adalah Rp Rp 34.164.744,99 dengan nilai R/C ratio 1,84. Variabel luas lahan, curahan tenaga kerja, biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, jumlah produksi, dan harga jual secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani cabai merah keriting. Variabel biaya benih dan biaya pestisida secara parsial tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani cabai merah, sedangkan variabel luas lahan, curahan tenaga kerja, biaya pupuk, jumlah produksi, dan harga jual berpengaruh terhadap pendapatan usahatani cabai merah keriting. Kata kunci: biaya, cabai merah, pendapatan, penerimaan