Baterai Li-Sulfur memiliki kerapatan energi teoretis yang tinggi sekitar 1300 Ah/kg atau 3 kali lebih besar dibanding baterai lithium ion komersial saat ini. Di dalam aplikasinya, baterai Li-Sulfur memiliki beberapa kendala terutama karena nilai konduktivitasnya rendah (5x10-30 S/cm) dan terjadi pertambahan volume selama proses pengisian/pengosongan akibat terbentuknya polisulfida. Solusi dari masalah tersebut adalah mengikat partikel Sulfur dengan material karbon berpori. Komposit Karbon/Sulfur akan meningkatkan konduktivitas listrik sekaligus mencegah bertambahnya volume Sulfur selama proses pengisian/pengosongan. Pada penelitian ini telah dilakukan kajian doping nitrogen dari karbon aktif tempurung kemiri sebagai material pengikat Sulfur. Struktur kimia dan konduktivitas listrik dari karbon aktif yang didoping nitrogen telah dikaji. Sintesis karbon aktif dilakukan dengan proses pirolisis pada suhu 700C kemudian diaktivasi dengan proses impregnasi selama 24 jam menggunakan KOH sebagai aktivator. Proses pirolisis dilanjutkan dengan doping nitrogen menggunakan NH3 sebagai sumber nitrogen. Perbandingan berat karbon dan NH3 adalah 1:3 menggunakan konsentrasi NH3 10% dan 25%. Sampel kemudian dipanaskan dalam furnace pada suhu 850C selama 3 jam. Hasil karakterisasi BET dapat diketahui luas permukaan karbon aktif dari tempurung kemiri sekitar 681 m2/g. Proses doping nitrogen karbon aktif telah berhasil dibuktikan dengan adanya gugus fungsi C-N melalui analisis FTIR. Berdasarkan hasil analisis SEM-EDS, kandungan nitrogen dalam karbon aktif sekitar 0,52% dan 0,34% masing-masing untuk konsentrasi NH3 25% dan 10%. Konduktivitas listrik karbon aktif yang didoping nitrogen adalah 2,31 x 102 S/cm dan 2,03 x 102 S/cm masing-masing untuk konsentrasi NH3 25% dan 10%.