“…Untuk menghubungkan ventilator dengan organ pernapasan pasien diperlukan intubasi endotrakeal, namun adanya pipa endotrakeal pada saluran napas menyebabkan iritasi jaringan dan peningkatan sekresi (Elmansoury & Said, 2017;Muttaqin, 2019), sementara pasien sakit kritis tidak mampu batuk, fungsi gerakan mukosiliar tidak efektif, gangguan fungsi glotis tidak teratur, dan humidifikasi tidak memadai (S. , sehingga sangat penting untuk secara teratur membersihkan dan menyedot pada jalan napas buatan tersebut untuk mempertahankan patensi jalan napas (Ahmed Sayed, 2019;Seyedi Chegeni et al, 2018;Stacy, 2020). Namun, penyedotan endotrakeal adalah prosedur invasif yang memungkinkan terjadinya beberapa komplikasi seperti atelektasis, desaturasi oksigen, trauma jaringan, aritmia, asinkroni ventilator, bronkospasme, sensasi nyeri, perubahan sistol dan diastol, serta peningkatan pada frekuensi denyut jantung (Ahmed Sayed, 2019;Assanga & AmugutsiIsiaho, 2018;Bahl et al, 2022;Chiumello et al, 2021;Elmansoury & Said, 2017;Imbriaco & Monesi, 2021;Khayer et al, 2020;KOSTEKLI et al, 2022;Seckel, 2022), sehingga dibutuhkan metode suction yang tepat yang dapat mencegah beberapa komplikasi yang ditimbulkan akibat tindakan suction pada pasien yang terpasang ventilator (Assanga & AmugutsiIsiaho, 2018;Bahl et al, 2022).…”