Efektivitas Tanaman Mangrove Dalam Menurunkan Kadar Detergen Dalam Air Limbah Tahun 2017

Abstract

Semakin banyak macam jenis kegiatan yang berkembang di daerah perkotaan menyebabkan bertambahnya pula volume serta karakteristik air limbah, salah satunya adalah usaha jasa laundry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tanaman mangrove jenis Rhizophora mucronata dalam menurunkan kadar detergen di dalam air limbah hingga sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu. Analisis data dilakukan secara analisis statistik ANOVA.Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa reaktor dapat dinyatakan bahwa besaran tingkat penurunan kadar detergen bervariasi pada waktu 2 hari, 4 hari, dan 6 hari. Hal tersebut membuktikan bahwa akar tanaman mangrove jenis Rhizophora mucronata mampu menyerap kadar detergen yang terdapat pada media tanam dengan sangat efektif. Penurunan kadar detergen pada air limbah tidak hanya dipengaruhi oleh adanya tanaman mangrove, namun juga dipengaruhi oleh mikroorganisme yang terdapat pada susunan reaktor buatan yang berupa kerikil dan ijuk. Selain penyerapan oleh akar, bagian tanaman mangrove lain yang dapat menguraikan zat pencemar adalah bagian daun dan batang. Penurunan kadar detergen terbesar pada reaktor D dengan jumlah 4 tanaman dalam waktu tinggal selama 6 hari dengan penurunan hingga 6,4 mg/L. Sedangkan penurunan kadar detergen terkecil pada reaktor A dengan 0 tanaman dalam waktu tinggal selama 2 hari dengan penurunan hingga Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jenis tanaman mangrove yang berbeda spesiesnya, misalnya Bruguiera gymnorrizha, Avicinea marina, Soniratia casularis. Kata kunci : mangrove, detergen, waktu detensi

Pola Zonasi dan Keragaman Jenis Penyusun Vegetasi Mangrove Di Desa Sidodadi, Kabupaten Pesawaran Lampung

“…Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2023), jumlah penduduk Kota Bandar Lampung telah mencapai 1.209.937 jiwa. Banyaknya jumlah penduduk akan berdampak pada tingginya aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi limbah yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan (Kospa dan Rahmadi, 2019) terutama adalah limbah antropogenik rumah tangga dan limbah industri di perkotaan (Prioko et al, 2017). Limbah cair perkotaan pada umumnya dirilis ke badan air dan bermuara ke laut.…”