Secara global, diperkirakan sebanyak 88% penyakit diare disebabkan oleh sumber air bersih yang tidak layak, rendahnya kualitas sanitasi dasar rumah serta personal hygiene yang kurang. Transmisi agen infeksius diare terjadi secara fekal-oral melalui air bersih yang terkontaminasi. Penelitian meta analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Indonesia. Hasil efek gabungan berupa Prevalence Ratio (PR) dihitung menggunakan fixed effect model atau random effect model dengan software Meta Analisis EpiYudin. Sebanyak 25 artikel dengan desain penelitian cross sectional dilanjutkan untuk meta analisis. Hasil meta analisis menunjukkan ada hubungan signifikan antara kualitas air bersih (p= 0,0001; PR 1,47 [95%CI: 1,07-2,02]), jenis sumber air bersih (p= 0,0001; PR= 1,53 [95%CI: 1,23-1,91]), ketersediaan jamban sehat (p= 0,0001; PR= 1,69 [95%CI: 1,35-2,10]), pembuangan sampah (p= 0,0001 PR= 2,03 [95%CI: 1,28-3,22]), kebiasaan Ibu mencuci tangan (p= 0,0001; PR= 1,81 [95%CI: 1,34-2,46]), dan pengolahan air minum (p= 0,0001; PR= 1,33 [95%CI: 1,03-1,71]) dengan diare pada balita. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa faktor lingkungan dan perilaku yang tidak baik meningkatkan risiko balita mengalami diare.