Abstract:Alum merupakan koagulan yang umum digunakan untuk menurunkan TSS dalam air. Fungsi koagulan adalah untuk mendestabilisasikan partikel koloid sehingga dapat menurunkan kandungan partikel terlarut dan tersuspensi. Koagulan dapat berasal dari bahan alami, seperti kitosan, yang dibuat dari limbah. Limbah kulit udang yang dihasilkan oleh salah satu perusahaan di Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 4,5 ton per bulan. Jumlah yang cukup besar tersebut mendorong pemanfaatan limbah menjadi kitosan sebagai koagulan limb… Show more
“…Selain itu, kitin pada kulit udang dapat dimodifikasi struktur khitin dilakukan dengan basa kuat Natrium hidroksida (proses deasetilasi) menghasilkan turunannya yaitu biopolimer β(1,4)-2-amino-2-deoksi-D-glukosa yang disebut khitosan. Setelah berupa khitosan, dapat berfumgsi sebagai pngkhelat untuk logam-logam berat dari larutan, sekaligus sebagai penukar ion [8].…”
Section: Volts and The Resulting High-intensityunclassified
Indonesia hingga saat ini masih menghadapi persoalan dalam mencapai target pembangunan energi karena upaya dalam memaksimalkan pemanfaatan potensi terbarukan belum berjalan sesuai dengan perencanaan. Hal ini disebabkan karena tingginya konsumsi energi fosil belum dapat diimbangi dengan penemuan energi cadangan baru. Padahal Indonesia telah mengalami penurunan produksi energi fosil semenjak 1990-an, status sebagai negara pengimpor juga membuat ketahanan energi minyak nasional berada pada posisi yang termasuk sangat rentan. Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap implementasi point ke-7 pada Sustainable Development Goals (SDGs), yakni energi bersih dan terjangkau, serta dapat menghambat perwujudan target pada 2030. Disisi lain, kulit udang dan cangkang telur merupakan limbah yang belum dimanfaatkan secara maksimal di masyarakat, padahal keduanya memiliki kandungan yang sangat potensial yakni CaCO3 (kalsium karbonat). Adapun limbah udang yang dihasilkan dari proses pengolahan udang sangat banyak yakni berkisar 30-40% dari berat udang. Berdasarkan data yang kami peroleh, limbah udang mengandung protein kasar sekitar 25-40%, kalsium karbonat 45-50% dan kitin 15-20%. Sedangkan cangkang telur memiliki komposisi mineral, dan tersusun atas kristal CaCO3 (98,41%), MgCO3 (0,84%) dan Ca3(PO4)2 (0,75%). Pada penelitian ini akan dilakukan pereaksian sederhana antara CaCO3 dengan H2O. Di dalam baterai akan terjadi reaksi kimia berupa elektron akan mengalir dari baterai menuju kabel atau kutub negatif ke kutub positif, tempat dimana reaksi kimia tersebut berlangsung. Hasil yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dari tegangan yang ditampilkan dan dilakukan uji konduksi listrik dengan intensitas tertinggi dengan hasil terbaik adalah kombinasi 6 gram cangkang telur dan 2 gram cangkang udang dengan output 1,3 Volt dan High Intensity Light yang dihasilkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah cangkang udang dan cangkang telur berpotensi besar untuk menggantikan batere Anoda sebagai energi terbarukan.
“…Selain itu, kitin pada kulit udang dapat dimodifikasi struktur khitin dilakukan dengan basa kuat Natrium hidroksida (proses deasetilasi) menghasilkan turunannya yaitu biopolimer β(1,4)-2-amino-2-deoksi-D-glukosa yang disebut khitosan. Setelah berupa khitosan, dapat berfumgsi sebagai pngkhelat untuk logam-logam berat dari larutan, sekaligus sebagai penukar ion [8].…”
Section: Volts and The Resulting High-intensityunclassified
Indonesia hingga saat ini masih menghadapi persoalan dalam mencapai target pembangunan energi karena upaya dalam memaksimalkan pemanfaatan potensi terbarukan belum berjalan sesuai dengan perencanaan. Hal ini disebabkan karena tingginya konsumsi energi fosil belum dapat diimbangi dengan penemuan energi cadangan baru. Padahal Indonesia telah mengalami penurunan produksi energi fosil semenjak 1990-an, status sebagai negara pengimpor juga membuat ketahanan energi minyak nasional berada pada posisi yang termasuk sangat rentan. Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap implementasi point ke-7 pada Sustainable Development Goals (SDGs), yakni energi bersih dan terjangkau, serta dapat menghambat perwujudan target pada 2030. Disisi lain, kulit udang dan cangkang telur merupakan limbah yang belum dimanfaatkan secara maksimal di masyarakat, padahal keduanya memiliki kandungan yang sangat potensial yakni CaCO3 (kalsium karbonat). Adapun limbah udang yang dihasilkan dari proses pengolahan udang sangat banyak yakni berkisar 30-40% dari berat udang. Berdasarkan data yang kami peroleh, limbah udang mengandung protein kasar sekitar 25-40%, kalsium karbonat 45-50% dan kitin 15-20%. Sedangkan cangkang telur memiliki komposisi mineral, dan tersusun atas kristal CaCO3 (98,41%), MgCO3 (0,84%) dan Ca3(PO4)2 (0,75%). Pada penelitian ini akan dilakukan pereaksian sederhana antara CaCO3 dengan H2O. Di dalam baterai akan terjadi reaksi kimia berupa elektron akan mengalir dari baterai menuju kabel atau kutub negatif ke kutub positif, tempat dimana reaksi kimia tersebut berlangsung. Hasil yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dari tegangan yang ditampilkan dan dilakukan uji konduksi listrik dengan intensitas tertinggi dengan hasil terbaik adalah kombinasi 6 gram cangkang telur dan 2 gram cangkang udang dengan output 1,3 Volt dan High Intensity Light yang dihasilkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah cangkang udang dan cangkang telur berpotensi besar untuk menggantikan batere Anoda sebagai energi terbarukan.
“…Koagulan kitosan juga mampu menurunkan nilai TSS karena kitosan mengandung gugus amino yang bermuatan positif sehingga kitosan bersifat polikationik [12] dan juga diduga muatan positif pada koagulan kitosan berikatan dengan muatan negatif pada koloid, sehingga akan membentuk partikel flokulen [13]. Gugus reaktif amino pada C-2 dan gugus hidroksil pada C-3 dan C-6 pada kitosan sangat berperan dalam aplikasinya sebagai flokulan [14].…”
Air Sungai Bengawan Solo digunakan sebagai bahan baku pengolahan air di Unit Water Treatment PPSDM Migas Cepu. Air sungai ini diolah menjadi air industri dan air bersih yang didistribusikan ke konsumen. Metode yang digunakan adalah koagulasi flokulasi. Penggunaan koagulan dari bahan kimia pada metode tersebut sudah sering digunakan daripada koagulan alami. Pada penelitian ini menggunakan metode koagulasi flokulasi dengan kitosan dari cangkang udang sebagai koagulan. Kitosan dimodifikasi dengan menaut silangkan glutaraldehida atau disebut dengan crosslink glutaraldehida (crosslink GA). Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penurunan kadar BOD (Biologycal Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), turbidity, dan pH pada air bersih di Unit Water Treatment PPSDM Migas Cepu menggunakan kitosan tanpa modifikasi dan dengan modifikasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis dosis kitosan sebesar 400, 500, 600, dan 700 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan crosslink GA lebih efektif menurunkan kadar TSS, turbidity, dan pH yang optimum pada dosis 400 dan 700 ppm dengan nilai masing-masing sebesar 24 mg/L; 7,86 mg/L; dan 7,26. Koagulan kitosan juga efektif menurunkan nilai BOD dengan nilai sebesar 0,135 mg/L pada dosis 700 ppm. Sedangkan COD tidak dapat diturunkan kadarnya menggunakan kedua koagulan karena pemberian dosis yang tidak sesuai.
“…Hal ini bertujuan agar flok dapat terbentuk dengan optimal. Pada pengadukan cepat bertujuan untuk mendispersikan koagulan hingga homogen dengan waktu yang singkat, sedangkan pada pengadukan lambat bertujuan untuk mencegah agar inti flok tidak pecah dan mengontakkan antar inti flok sehingga lebih mudah untuk diendapkan (Meicahayanti, 2018).…”
Section: Tabel 1 Parameter Air Danau Unhasunclassified
Danau di Universitas Hasanuddin atau Danau UNHAS telah mengalami pencemaran sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Kitosan dari limbah kulit udang Vannamei dari Kawasan Industri Makassar (KIMA) dapat digunakan sebagai bahan untuk proses penjernihan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kitosan dan kecepatan pengadukan pada proses penjernihan air danau UNHAS. Metode yang digunakan adalah jar test, rapid mixing dan slow mixing dengan varian penambahan konsentrasi kitosan berturut-turut 0.5, 1, 1.5, 2, 2.5 (% berat) pada kecepatan putar pengadukan cepat berturut-turut 100, 300, 500, dan pengadukan lambat 70 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air danau terbaik dari segi pH dicapai pada penambahan kitosan 0,5%, sedangkan dari segi TDS dan suhu, kualitas air terbaik diperoleh pada penambahan kitosan 2,5%. Kecepatan optimum pengadukan yang memberi kualitas air terbaik dari segi pH dan TDS adalah pada 500 rpm, sedangkan kecepatan optimum yang meberikan kualitas air dengan suhu terbaik diperoleh pada kecepatan 100 rpm. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa kitosan kulit udang memiliki potensi untuk digunakan sebagai koagulan untuk proses perbaikan kualitas air danau.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.