2017
DOI: 10.29208/jsfk.2017.4.1.144
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Efektifitas Antibiotik pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik

Abstract: Pasien Infeksi ulkus kaki diabetik memerlukan penggunaan antibiotik, antibiotik yang sering digunakan mempunyai sensitifitas rendah dan beberapa pasien pada penggunaannya dalam keadaan resistensi, evaluasi efektifitas antibiotik perlu dilakukan untuk mengatasi masalah penggunaan antibiotik saat ini. Penelitian ini dilakukan dengan studi longitudinal dan teknik pengambilan sampel secara prospektif. Paramater yang diamati adalah keadaan leukosit, tanda infeksi dan demam seteleh pemberian antibiotik. Data yang te… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
2
0
15

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(17 citation statements)
references
References 3 publications
(3 reference statements)
0
2
0
15
Order By: Relevance
“…(Rahma, 2020) menunjukkan bahwa ada hubungan lamanya penyakit dengan keluhan subjektif pasien diabetes melitus (p = 0,000 berarti α < 0,05) dan kadar gula darah dengan keluhan sujektif pada pasien diabetes melitus ada hubungan (p = 0,016 berarti α < 0,05). Dan penelitian (Agistia et al, 2017) menjelaskan bahwa Antibiotik efektif pada 15 orang subjek penelitian yaitu dapat memberikan respon pada leukosit, tanda infeksi dan parameter demam seteleh pemberian antibiotik 2-3 hari dan hasil terapi maksimal pada hari ke 7 sampai 21.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…(Rahma, 2020) menunjukkan bahwa ada hubungan lamanya penyakit dengan keluhan subjektif pasien diabetes melitus (p = 0,000 berarti α < 0,05) dan kadar gula darah dengan keluhan sujektif pada pasien diabetes melitus ada hubungan (p = 0,016 berarti α < 0,05). Dan penelitian (Agistia et al, 2017) menjelaskan bahwa Antibiotik efektif pada 15 orang subjek penelitian yaitu dapat memberikan respon pada leukosit, tanda infeksi dan parameter demam seteleh pemberian antibiotik 2-3 hari dan hasil terapi maksimal pada hari ke 7 sampai 21.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pennggunaan obat antibiotik memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi penderita dm, serta penggunaan obat antibiotik memang memiliki resiko resisten namun juga memiliki efektifitas yang tinggi dengan pola penggunaan yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap penyakit dm. Serta berdasarkan data yang ditemukan peneliti di lapangan responden dengan penggunaan obat antibotik dengan penggunaan waktu yang lama memiliki pengaruh terhadap penyakitnya sedangkan yang baru menggunakan obat antibiotik beberapa hari atau kurang dari 1 minggu belum memberikan dampak yang signifikan terhadap penyakitnya dan penelitian ini sejalan dengan penelitian (Agistia et al, 2017) menjelaskan bahwa Antibiotik efektif pada 15 orang subjek penelitian yaitu dapat memberikan respon pada leukosit, tanda infeksi dan parameter demam seteleh pemberian antibiotik 2-3 hari dan hasil terapi maksimal pada hari ke 7 sampai 21.…”
Section: Jurnal Ilmiah Mappadisingunclassified
“…Meropenem is an antibiotic that works widely against various types of bacteria, both gram negative, gram positive and anaerobic which are the most causes of infection (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2011). Research by Agistia in 2017 states that meropenem has a high sensitivity to bacteria (Agistia, Mukhtar and Nasif, 2017). The selection of meropenem antibiotics is the definitive therapy or therapy given after the bacteria is known (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2011).…”
Section: Characteristics Of Respondentsmentioning
confidence: 99%
“…Meropenem merupakan antibiotik spektrum luas bekerja dengan menghambat sebagian besar bakteri gram positif, gram negatif, dan anaerob yang merupakan kelompok bakteri terbanyak penyebab infeksi pada pasien ulkus diabetikum [11]. Penelitian yang dilakukan oleh Decroli (2008), Hatanta (2013), dan Agistia (2017) di RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukan antibiotik meropenem masih memiliki sensitivitas yang tinggi [12][13][14]. Hal tersebut juga didukung oleh hasil uji resistensi dan sensitivitas antibiotik pasien P7, P9, dan P10 dimana Meropenem terbukti tidak resistensi dan masih sensitif.…”
Section: Hasil Dan Diskusiunclassified
“…Berdasarkan data penelitian mengenai efektivitas antibiotik pada pasien ulkus kaki diabetik di SMF Ilmu Penyakit Dalam Riau, pemberian antibiotik untuk infeksi ulkus kaki diabetik efektif terhadap 78,94% subjek penelitian dan antibiotik tidak efektif terhadap 21,05% orang subjek penelitian dengan bakteri resisten terhadap semua jenis antibiotik [12]. Menurut penelitian Decroli tahun 2008 tentang profil ulkus diabetik dan penelitian Hatanta tahun 2013 tentang kajian penggunaan antibiotik pada pasien infeksi ulkus kaki diabetik di RSUP Dr. M. Djamil Padang, beberapa bakteri telah resisten terhadap antibiotik yang digunakan secara empiris seperti sefotaksim, seftriakson, dan siprofloksasin [13,14].…”
unclassified