Pandemi COVID-19 pertamakali diresmikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada 11 Maret 2020. Penyakit ini pertamakali muncul di Wuhan, Cina dan terus menyebar ke berbagai negara di dunia mulai akhir tahun 2019. Untuk mengurangi persebaran COVID-19, pemerintah Indonesia menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang memberikan dampak di berbagai aspek kehidupan termasuk kesehatan dan ekonomi. Setelah berkurangnya morbiditas akibat COVID-19, Presiden RI Joko Widodo pada 30 Desember 2022 resmi mencabut status PPKM di Indonesia. Pemerintah dan masyarakat terus bahu-membahu untuk memperbaiki keadaan pascapandemi ini. Infeksi COVID-19 ini dapat menimbulkan gejala asimptomatik dan simptomatik. Hingga saat ini belum ditemukan obat yang secara khusus dapat menyembuhkan COVID-19. Infeksi ini sama seperti infeksi virus lainnya yakni memiliki sifat self-limitting dengan kecepatan kesembuhan dipengaruhi oleh status imunitas individu tersebut. Status imunitas merupakan kondisi sistem kekebalan tubuh yang melindungi tubuh seseorang dari pajanan benda asing seperti virus, mikroba, dan sebagainya. Beberapa hal yang dapat memengaruhi status imun diantaranya faktor usia, asupan imunonutrisi, vitamin dan mineral tertentu, hormon, serta pajanan infeksi. Imunonutrisi terdiri dari beberapa zat nutrisi tertentu yang dapat membantu sistem imun. Artikel ini merupakan tinjauan pustaka yang disusun untuk mengetahui hubungan antara asupan zat imunonutrisi dengan status imunitas pascapandemi COVID-19. Sumber pustaka yang digunakan dalam artikel ini menggunakan artikel ilmiah nasional dan internasional yang telah diterbitkan pada tahun 2013-2022. Akibat adanya pandemi COVID-19 pertumbuhan ekonomi menurun dan mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat termasuk dalam pembelian bahan makanan. Hal ini mengakibatkan nutrisi yang diserap oleh tubuh menjadi berkurang dan mengakibatkan penurunan status imunitas.