Kondisi penyandang disabilitas yang dianggap berbeda memunculkan stigma pada masyarakat bahwa penyandang disabilitas tidak produktif dan menjadi beban bagi orang lain. Hal tersebut menimbulkan rendahnya rasa percaya diri penyandang disabilitas untuk meningkatkan kualitas kesehatan, ekonomi, maupun kehidupan sosialnya. Pelatihan pembuatan tepung garut herbal yang dilakukan oleh Prodi S1 Farmasi STIKes Rajekwesi Bojonegoro sebagai usaha peningkatan ekonomi dan kesehatan penyandang disabilitas di Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Tanaman garut (Maranta arundinacea) digunakan sebagai bahan utama karena belum banyak dimanfaatkan serta memiliki potensi sebagai alternatif bahan pangan, sehingga dapat dijadikan peluang oleh penyandang disabilitas dalam meningkatkan ekonomi produktif bagi mereka. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah pemberian edukasi dan motovasi kepada masyarakat untuk membangun wirausaha, melakukan manajemen dan memberikan pelatihan kewirausahaan berupa diskusi, workshop, seminar dan pelatihan pembuatan tepung garut. Melakukan evaluasi dan pendampingan terhadap setiap tahap kegiatan yang dilakukan, serta menyediakan wadah usaha berupa tempat untuk melakukan produksi tepung garut “Dispro” sekaligus sebagai tempat untuk manajemen menjalankan usaha bagi para penyandang disabilitas. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya antusiasme yang sangat tinggi dari peserta untuk mengikuti setiap prosesnya, pembuatan tepung garut juga menghasilkan beberapa olahan diantaranya Pati Tepung Garut Dispro Sehat Alami, Gapit Sunti, Semprit Sunti, dan Nastar Sunti