Does Religion Matter? Understanding Religion Subject for Formal Education

Abstract

In modern education, religion becomes a study that is not prioritized because it is transcendental. Religion subject in formal education involves ambiguity in search of learning purposes. Some countries choose to return religious studies as an option rather than a mandatory subject. This study attempts to examine the importance of religion subject in formal education. The method employs literature reviews from research reports of the model of religion subject in particular countries thus these are compared with the religion subject model in Indonesia. The results show that developed countries reform religion subjects as an optional subject, while Indonesia might recognize religion subjects in formal education even though it factually does not indicate suitability for configuring students' characters.

Progresivisme dan Rekonstruksionisme dalam Perspektif Pendidikan Islam

“…Hal ini merupakan kecenderungan manusia yang ingin tahu hal-hal yang belum diketahui melalui tahap-tahap yang mengerahkan kemampuan berpikir hingga ke titik optimal. Lebih spesifik, pengalaman nabi Ibrahim ini berupa keimanan menggunakan akal pikiran tentang adanya Allah Swt sebagai Sang Pencipta (Soedardi, 2019).…”

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Literasi Sains Pada Materi Ekologi

“…Penerapan pembelajaran dengan sintaks pada model Problem Based Learning dilakukan dengan tujuan agar peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang lebih kontekstual. Hal itu sejalan dengan pendapat John Dewey yaitu pembelajaran di sekolah harus bermakna daripada abstrak dan dapat dicapai dengan mengelompokkan peserta didik pada kelompok kecil (Soedardi, 2019). Selain itu, pembelajaran dengan model Problem Based Learning mendukung terkait teori Piaget yakni pembelajaran yang baik harus menghadirkan peserta didik pada situasi yang memungkinkan untuk bereksperimen (Nainggolan, 2021).…”

Kajian Filsafat Progesivisme dalam Pendidikan

“…Maka dalam hal ini, progresivisme tidak setuju dengan adanya pendidikan otoriter, baik dulu maupun sekarang. Pada hakikatnya pendidikan otoriter dianggap sulit mencapai tujuan proses pendidikan, karena tidak menghargai dan tidak memberikan tempat yang tepat terhadap kemampuan masyarakat dalam pelaksanaan pembelajaran (Soedardi, 2019).…”

“…Pendekatan progresif John Dewey progresifmelihat kegiatan pendidikan lebih luas yang memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti pengalaman, lingkungan, dan alat bantu pendidikan. Pendekatan ini melihat kegiatan pendidikan yang lebih luas yang memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti pengalaman, lingkungan, dan alat bantu pendidikan (Soedardi, 2019).…”