Determinants of Debt Policy and Company’s Performance

Abstract

Purpose: This research proposes to verify the determinant of debt policy, and company's performance consisting of business risk, asset growth, firm's size, and liquidity. Approach/Methodology/Design: The research has used quantitative analysis. Seven companies incorporated in retail trade listed on the Indonesian Stock Exchange from 2010-2019 fulfilled the requirements for sampling. Regression analysis was performed based on panel data analysis. Findings: The research shows that business risk and firm's size have a positive and significant effect on debt policy, whereas asset growth and liquidity have a positive and not significant effect on debt policy. Furthermore, overall determinant factors have a significant effect on company's performance, except liquidity, which has a significant negative effect. However, the determinant of debt policy and company performance have a significant influence on business risk, asset growth, firm's size, and liquidity. Practical Implications: The research will contribute to third parties and investors, especially providing funding sources to companies and investment decisions according to debt policy and company's performance. Originality/Value: The study believes to contribute positively to apprehend the importance of debt policy and the company's performance and add insight into financial studies, especially in the context of Indonesia.

Firm Size and Business Risk on Debt Policy with Profitability as Moderating Variables

“…In accordance with agency theory, company size can affect the occurrence of business risk, so management must be careful in determining debt policy. Yang dkk (2020), Sunardi et al (2020), Lestari (2014), andAstuti (2014) in this study provide evidence that firm size has a positive and significant effect on debt policy. So in this case, the research hypothesizes that: H1: Company size has a positive and significant effect on policy Debt…”

Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Hutang: Studi pada Perusahaan Barang Konsumsi di Indonesia

“…Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2020:381) likuiditas menggambarkan waktu yang diharapkan sampai aset tersebut di realisasikan menjadi kas atau sampai menjadi suatu kewajiban yang harus dibayar atau jatuh tempo. Sunardi, Husain & Kadim (2020) mengatakan bahwa perusahaan yang likuid atau memiliki aktiva lancar dalam jumlah yang besar, artinya perusahaan tersebut memiliki sumber dana internal yang memadai untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan dan investasi maupun melunasi hutang jangka pendeknya sehingga proporsi struktur modal akan berkurang. Namun likuiditas juga dapat memengaruhi kebijakan hutang suatu perusahaan karena pihak kreditur cenderung lebih percaya dan akan meminjamkan dananya terhadap perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi karena hal ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya (Novitasari & Viriany, 2019).…”

“…Sedangkan (Novitasari & Viriany, 2019) mengatakan bahwa likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kebijakan hutang. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sunardi, Husain & Kadim, 2020) dan (Nginang, 2020) mengatakan bahwa kebijakan hutang suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh likuiditasnya.…”

“…Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Novitasari & Viriany, 2019) yang mengatakan bahwa likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kebijakan hutang karena pihak kreditur cenderung lebih percaya dan akan memberikan pinjaman terhaadap perusahaan yang likuid (Sunardi, Husain & Kadim, 2020) serta (Nginang, 2020) menyatakan bahwa kebijakan hutang suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh likuiditasnya.…”

“…Hasil penelitian ini sejalan dengan pecking order theory dan penelitian yang dilakukan oleh (Mukhibad, Subowo, Maharin & Mukhtar, 2020), (Ramadhani dan Barus, 2018) dan (Surento dan Fitriati, 2020) bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang karena perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan berusaha membiayai pendanaan melalui dana internal dan memenuhi kegiatan operasinya serta melunasi kewajiban lancarnya melalui laba ditahan sehingga tingkat hutang menjadi rendah. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Novitasari & Viriany, 2019) yang mengatakan bahwa likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kebijakan hutang dan (Sunardi, Husain & Kadim, 2020) serta (Nginang, 2020) menyatakan bahwa kebijakan hutang suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh likuiditasnya.…”