DETEKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL-1 (Studi Kasus: Pesisir Kabupaten Lampung Selatan)

Abstract

Garis pantai merupakan salah satu fitur linear yang penting di permukaan bumi. Perubahan garis pantai ini dapat terjadi di sepanjang pantai akibat abrasi dan akresi secara kontinu. Provinsi Lampung memiliki Panjang garis pantai Provinsi Lampung lebih kurang 1.105 km, yang membentuk 4 (empat) wilayah pesisir, yaitu Pantai Barat (210 km), Teluk Semangka (200 km), Teluk Lampung dan Selat Sunda (160 km), dan Pantai Timur (270 km). Pada Analisa perubahan garis pantai dengan menggunakan Citra Sentinel-1 dengan rentan pengamatan 4 tahun dari 2016-2019 dengan menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS), Nilai perubahan garis pantai diprediksi dari perubahan Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Berdasarkan pengolahan data sepanjang garis pantai Lampung Selatan mengalami dominansi abrasi dengan akresi hanya 3 dari 20 titik pengamatan. Nilai NSM maksimum sebesar 18,07 meter dan minimum - 82,65 meter. Nilai EPR maksimum sebesar 5,24 meter dan minimum sebesar -23,96 meter. Perubahan garis pantai yang ditinjau dari 20 titik pengamatan dari bulan Januari 2016 sampai Juli 2019, memiliki rata-rata abrasi 50,905 m/thn, sedangkan akresi memiliki rata-rata 16,699 m/thn.

Analysis of Coastline Changes in Gorontalo City Using Remote Sensing Technology

“…Remote sensing technology, which is available in various types of data and spatial-temporal resolution (Auliya et al, 2017;Julianto & Anggara, 2021), will make it easier to identify changes in coastlines in coastal areas efficiently in a relatively fast and accurate results (Kurniadin & Fadlin, 2021). The use of remote sensing data is widely used in extracting and detecting coastlines, changing previous traditional methods of data collection thereby providing convenience for large-scale coastline studies to monitor spatial and temporal changes in coastlines (Ding et al, 2021).…”