2022
DOI: 10.22515/albalagh.v7i2.5466
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Controversial Behavior of Political Elites in Indonesia During the Covid-19

Abstract: The Covid-19 pandemic, which has accounted for remarkable casualties in Indonesia, did not seem to make political elites more empathetic. The study aims to reveal how the mythology of the political elites behind the criticism of Instagram accounts @GejayanMemanggil.  To fulfill this goal, we employed Roland Barthes' semiotic analysis of nine contents of @GejayanMemanggil. This study has revealed five major results. First, the mythology of the political elite is represented as the 'ancilus' of oligarchic intere… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 19 publications
(29 reference statements)
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Fakta memburuknya ruang publik tidak bisa dipungkiri, perdebatan politik dengan penuh sentimen, narasi kebencian, fitnah, hoaks, serangan personal, dan pembunuhan karakter (Juditha, Perlunya konsepsi baru mengenai komunikasi politik ini menandakan perlunya re-order atau penataan ulang dari praktik komunikasi politik itu sendiri. Komunikasi politik dengan narasi kebencian yang menimbulkan polarisasi di masyarakat (Afrimadona, 2021;Sujoko, Khotimah, et al, 2022) tidak mungkin untuk dipertahankan, bila menginginkan bangsa Indonesia tumbuh sebagai bangsa yang beradab. Padahal bangsa Indonesia inheren memiliki nilai kultur harmonisasi dalam praktik politik -di mana hal ini dapat dilacak melalui tulisan para pujangga terdahulu di Jawa (Sujoko, 2021).…”
Section: Re-order Komunikasi Politik DI Media Sosialunclassified
“…Fakta memburuknya ruang publik tidak bisa dipungkiri, perdebatan politik dengan penuh sentimen, narasi kebencian, fitnah, hoaks, serangan personal, dan pembunuhan karakter (Juditha, Perlunya konsepsi baru mengenai komunikasi politik ini menandakan perlunya re-order atau penataan ulang dari praktik komunikasi politik itu sendiri. Komunikasi politik dengan narasi kebencian yang menimbulkan polarisasi di masyarakat (Afrimadona, 2021;Sujoko, Khotimah, et al, 2022) tidak mungkin untuk dipertahankan, bila menginginkan bangsa Indonesia tumbuh sebagai bangsa yang beradab. Padahal bangsa Indonesia inheren memiliki nilai kultur harmonisasi dalam praktik politik -di mana hal ini dapat dilacak melalui tulisan para pujangga terdahulu di Jawa (Sujoko, 2021).…”
Section: Re-order Komunikasi Politik DI Media Sosialunclassified