COMPARATIVE TEST OF HUMAN CHRORIONIC GONADOTROPHIN (HCG), OVAPRIM, AND SPAWNPRIM BRAND HORMONES ON SANGKURIANG CATFISH ARTIFICIAL SPAWNING (Clarias sp.)

Abstract

The results of spawning in sangkuriang catfish farming do not always go according to the expected results, as many eggs died before hatcing. Therefore, it is necessary to use spawning hormones which can improve egg quality in order to increase profits in cultivation. This research was aimed to determine the difference on success performance of sangkuriang catfish using HCG, Ovaprim, and Spawnprim. This research used a randomized block design (RAK) with 3 treatments i.e P1 (HCG 500 IU/kg), P2 (Ovaprim 0,5 ml/kg), P3 (Spawnprim 0,5 ml/kg) and 3 groups of repetition i.e K1 (spawning group day-1), K2 (spawning group day-2), and K3 (spawning group day-3). The results of this research showed that using Ovaprim hormone had the highest value than other treatments like on latent time 606±17,78 minutes, egg fertilization percentage 75±2,65%, and egg hatching percentage 69,33±5,69%. Then on egg fecundity and egg diameter showed no significant effect with other treatments.

Pendampingan Kelompok Maju Bersama dalam Upaya Memproduksi Benih Ikan Lele Mutiara (Clarias sp)

“…Jumlah telur tersebut bisa dihasilkan tentunya dengan menerapkan sistem induksi hormonal dengan menggunakan berbagai jenis hormone perangsang (Yulianti et al, 2015;Marimuthu et al, 2015;Mulah et al, 2017;Rofifah, 2021;Sinjal, 2014; dan Yulianti et al, 2020) yang diketahui efektif dalam memaksimalkan ovulasi telur induk betina. Penggunaan hormone perangsang pemijahan inilah yang menjadi nilai tambah bagi mitra yang akan diterapkan oleh Tim Pengusul agar produksi benih menjadi lebih optimal.…”

Efek Pemberian Ethinylestradiol Dosis Berbeda Terhadap Performa Reproduksi Induk Lele (Clarias gariepinus Burchell) Betina

“…Diduga karena hormon ethinylestradiol memiliki pengaruh tidak langsung terhadap penetasan telur ikan lele karena proses penetasan telur berkaitan dengan nilai derajat pembuahan, pada perlakuan D nilai derajat pembuahan lebih tinggi maka menghasilkan pula derajat penetasan yang lebih tinggi. Menurut Yulianti et al (2020) semakin tinggi derajat pembuahan telur maka daya tetas telur yang dihasilkan semakin tinggi.Terjadinya penurunan derajat penetasan ketika dosis yang diberikan menurun hal ini diduga karena menurunnya hormon ethinylestradiol membuat sintesis FSH dalam tubuh induk menurun sehingga telur yang telah matang dan terbuahi menjadi zygot sulit untuk melakukan pembelahan. Menurut Yulianti et al (2020) kurangnya kadar FSH dalam gonad yang sudah matang dapat menyebabkan telur yang terbuahi mengalami pembelahan yang tidak sempurna sehingga embrio mati sebelum menetas.…”

“…Menurut Yulianti et al (2020) semakin tinggi derajat pembuahan telur maka daya tetas telur yang dihasilkan semakin tinggi.Terjadinya penurunan derajat penetasan ketika dosis yang diberikan menurun hal ini diduga karena menurunnya hormon ethinylestradiol membuat sintesis FSH dalam tubuh induk menurun sehingga telur yang telah matang dan terbuahi menjadi zygot sulit untuk melakukan pembelahan. Menurut Yulianti et al (2020) kurangnya kadar FSH dalam gonad yang sudah matang dapat menyebabkan telur yang terbuahi mengalami pembelahan yang tidak sempurna sehingga embrio mati sebelum menetas.…”

Hormonal induction of gonad maturation in female tinfoil barb fish (Barbonymus schwanenfeldii) using spawnprim hormone

“…Although the spawnprim already used for fish spawning, but the dosage used is different for each type of fish. The spawnprim dose needed to stimulate spawning of comet fish was 0.5 mL/kg (Hidayat, 2010), while for Clarias sp the injection of spawnprim hormone at dose of 0.5 ml/kg could not enhance the spawning performance as compared to ovaprim (Yulianti et al, 2020). Injection of spawnprim hormone at dose of 0.5 mL/kg and 1 ml/kg body weight fish has similar effect in red fin shark with 100 % spawning rate (Islami et al, 2017).…”