Abstrak: Pertambahan berat diperoleh sebesar 43,35 gram untuk kepiting yang diberi pakan buatan dan 101,88 gram untuk kepiting yang diberi pakan ikan tembang. Nilai laju pertambahan berat kepiting yang diberi pakan buatan adalah 0,036 gram/minggu dan 0,078 gram/minggu untuk kepiting yang diberi pakan ikan tembang. Untuk hubungan lama waktu pemeliharaan dengan pertambahan berat rata-rata didapatkan persamaan penduga Y=10, 09+0,299X (r=0,199434) 09+0,299X (r=0,199434) and Y=23,315+0,862X (r=0,304828), respectively, artificial feed treatment and treatment using sardine. Proximate value for artificial feed which contained of protein, fat, carbohydrate, fiber, and ash respectively were 18,867; 2,372; 29,756; 2,662; and 1,4259, while proximate value for sardine respectively were 20,227; 3,055; 2,025; 0,753; and 0,683
PENDAHULUANSalah satu komoditas perikanan yang prospektif dikembangkan adalah kepiting bakau (Scylla serata) (Muskar, 2006). Berkembangnya pangsa pasar kepiting bakau baik dalam maupun di luar negeri adalah suatu tantangan untuk meningkatkan produksi secara berkesinambungan.Kepiting bakau sangat digemari oleh masyarakat, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Kepiting bakau disenangi masyarakat karena rasa dagingnya yang lezat dan nilai gizinya yang tinggi (Muskar, 2002; Tupan, dkk., 2005). Kepiting memiliki daging dan telur yang gurih dengan kandungan protein yang cukup tinggi (65,7 % dan 82,6 %) serta kandungan lemak yang relatif rendah (0,9 % dan 8,2 % bobot kering) (Motoh, 1997 dalam Tupan, dkk., 2005.Berdasarkan data yang tersedia di Departemen Kelautan dan Perikanan, permintaan kepiting dari pengusaha restoran di Amerika Serikat mencapai 450 ton setiap bulan. Jumlah tersebut belum dapat dipenuhi karena keterbatasan hasil tangkapan di alam dan produksi budidaya hanya dapat memberikan kontribusi sebesar 1 ton setiap bulan. Padahal negara yang menjadi tujuan ekspor kepiting bukan hanya Amerika Serikat, tetapi juga China, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, dan sejumlah negara di kawasan Eropa. Kepiting tersebut diekspor dalam bentuk segar/hidup, beku, maupun dalam kaleng (Muskar, 2006).Mudjiman (2004) mengatakan bahwa pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan budidaya. Pemberian pakan yang efektif dan efisien, dalam arti jenis, jumlah dan waktu pemberian yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Dalam kondisi budidaya, kepiting bakau selain diberikan pakan rucah, juga dapat diberikan pakan buatan yang diramu sendiri (Soim, 1999; Muskar, 2006; FAO, 2006; Mann, 2005).Budidaya kepiting cenderung menghadapi masalah, yakni ukuran (berat) yang dihasilkan tidak mencapai ukuran pasar (market size). Ini menyebabkan harga jualnya relatif rendah. Untuk meningkatkan kualitas yang seragam, maka salah satu cara yang ditempuh adalah penggemukan kepiting. Beberapa kajian mengenai penggemukan kepiting bakau telah dilakukan sebelumnya (