Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4 yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Angka kejadian kasus DBD di Indonesia masih cenderung tinggi, yakni sebanyak 143.266 kasus dengan 1.237 kematian pada tahun 2022. Parameter laboratorium yang penting dalam menentukan tingkat keparahan DBD antara lain persentase hematokrit dan jumlah trombosit. Peningkatan kadar hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi akibat penurunan volume cairan dan peningkatan persentase sel darah merah. Trombositopenia disebabkan oleh reaksi silang protein NS1 dan supresi megakariosit di sumsum tulang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis korelasi persentase hematokrit dan jumlah trombosit dengan tingkat keparahan pasien dewasa demam berdarah dengue di RSUD Cibabat Kota Cimahi selama Agustus-September 2023. Metode pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif metode observasional deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan uji Spearman. Data penelitian yang mencakup diagnosis pasien dan hasil laboratorium diambil dari data rekam medis RSUD Cibabat Kota Cimahi dengan jumlah sampel sebanyak 102 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keparahan yang paling banyak diderita pasien adalah DBD derajat I. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara persentase hematokrit (p=0,000; r=0,412) dan jumlah trombosit (p=0,000;r=-0,788) dengan tingkat keparahan DBD. Simpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan persentase hematokrit dan penurunan jumlah trombosit meningkatkan keparahan pasien dewasa yang didiagnosis DBD di RSUD Cibabat Kota Cimahi.