Biodiversity of Medicinal Plants in Tawang Serimbak Forest, Ensaid Panjang Village, Sintang Regency

Abstract

<jats:p>Non-forest estate (APL) such as Tawang Serimbak need to be maintained because they store various flora that is useful for human life, one of which is medicinal plants. The research objective is to identify, analyze the potential, and to know the protection status of medicinal plants found in the Tawang Serimbak forest. The method of research were making a 100x100 m (square) cluster. At the center of the square placed a circular plot within 0.1 Ha (0.5 Ha of each cluster). Four circular subplots were made in each plot consisting of 1 m radius seedling subplot, 2 m for stake subplot, pole subplot (5 m radius), and 17.8 m for tree subplot. Data of species, efficacy, and protection status (IUCN) were identified, and the potency of plants were analyzed using plants density (number of plants/Ha). Tawang Serimbak forest has been identified as having 49 species of medicinal plants. Some species have great potentials such as Galearia fulva, Shorea uliginosa, and Alseodaphne sp. A total of 9 species of medicinal plants were identified in protected status, two of which were endangered; namely, Lithocarpus maingayi, Shorea uliginosa, and one other species with Endangered (critical) status, namely Santiria rubiginosa. Protection of forests in APL by the community can maintain the biodiversity of medicinal plants. The existence of the Tawang Serimbak forest needs to be protected and turned into a forest with high conservation value (HCV).</jats:p>

Land Cover Change and Fragmentation Analysis in Sintang Regency, West Kalimantan, Indonesia

“…Its territory consists of mountains, plateaus, and lowlands. This district is surrounded by tropical forest, which is still quite dense and is a habitat for various species of flora and fauna [17].…”

Potensi Tumbuhan Berkhasiat Obat di Hutan Penam Ketungau Kabupaten Sintang

“…Kebutuhan terhadap tumbuhan obat di Kabupaten Sintang sangat didukung dengan ketersediaan tumbuhan obat di hutan yang cukup tinggi, seperti: 172 spesies di TWA Bukit Kelam (Husainar et al, 2012), 49 spesies di Hutan Tawang Selubang (Yusro et al, 2020b), 47 spesies di Hutan Tawang Serimbak (Yusro et al, 2020a), dan 34 spesies di Hutan Kantuk (Yusro et al, 2021). Namun, di Hutan Penam Ketungau hingga saat ini belum ada laporan yang menunjukkan seberapa banyak jenis tumbuhan obat yang ada, jenis-jenis tumbuhan obat apa saja yang terdapat di hutan tersebut, dan seberapa besar pula potensinya.…”

“…Jika dilihat pada tingkatan pertumbuhannya, jenis-jenis tumbuhan obat terbanyak terdapat pada tingkat pohon (26 spesies), diikuti pancang (22 spesies), semai (16 spesies), dan tiang (7 spesies). Jika dibandingkan dengan jumlah jenis tumbuhan obat yang terdapat di hutan APL lainnya di Kabupaten Sintang, maka tumbuhan obat di Hutan Penam Ketungau tergolong lebih tinggi jika dibandingkan dengan Hutan Kantuk sejumlah 34 spesies (Yusro et al, 2021), namun tergolong sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan Hutan Tawang Selubang sejumlah 49 spesies (Yusro et al, 2020b), dan Hutan Tawang Serimbak dengan 47 spesies (Yusro et al, 2020a).…”

“…Vegetasi tingkat pancang dalam kajian ini ditemukan 22 spesies tumbuhan yang tergolong dalam 18 genus dan 13 famili dengan kerapatan 6.375 individu/Ha. Jumlah spesies yang ditemukan ini lebih tinggi jika dikomparasikan dengan hutan APL lainnya di Kabupaten Sintang seperti Hutan Tawang Selubang 16 spesies (Yusro et al, 2020b), namun lebih rendah jika dibandingkan dengan Hutan Tawang Serimbak dengan 23 spesies (Yusro et al, 2020a), dan Hutan Kantuk 25 spesies (Yusro et al, 2021).…”

“…Vegetasi tingkat pohon dalam penelitian ini diperoleh 26 spesies tumbuhan yang tergolong dalam 22 genus dan 14 famili dengan kerapatan 320,99 individu/Ha. Jumlah spesies yang ditemukan ini lebih tinggi jika dikomparasikan dengan Hutan APL lainnya di Kabupaten Sintang, seperti Hutan Kantuk 11 spesies (Yusro et al, 2021) dan Hutan Tawang Selubang 25 spesies (Yusro et al, 2020b), namun memiliki jumlah yang sama dengan Hutan Tawang Serimbak dengan 26 spesies (Yusro et al, 2020a). Beberapa spesies yang memiliki nilai kerapatan dan kerapatan relatif tertinggi antara lain: Hopea borneensis (43,21 individu/Ha (13,46%)), Dryobalanops oblongifolia Dyer.…”