Bilateral Carotid-Cavernous Fistulas: An Uncommon Cause of Pituitary Enlargement and Hypopituitarism

Abstract

Carotid-cavernous fistulas (CCFs) are rare, pathologic communications of the carotid artery and the venous plexus of the cavernous sinus. They can develop spontaneously in certain at risk individuals or following traumatic head injury. Typical clinical manifestations include headache, proptosis, orbital pain, and diplopia. We report a case of bilateral carotid-cavernous fistulas associated with these symptoms and also with pituitary enlargement and hypopituitarism, which improved following surgical intervention. Arterialization of the cavernous sinus and elevated portal pressure may interfere with normal venous drainage and the conveyance of inhibiting and releasing hormones from the hypothalamus, resulting in pituitary enlargement and hypopituitarism. This condition should be considered in the differential diagnosis of hypopituitarism associated with anterior pituitary enlargement.

Pituitary enlargement in a carotid-cavernous fistula: An atypical imaging manifestation

“…Pituitary enlargement in the setting of a CCF may occur as the cavernous sinus contains a venous plexus draining the anterior and posterior pituitary gland [8] . Abnormally high flow and pressure through the cavernous sinus may then impair normal venous drainage from the pituitary gland leading to enlargement [9] . Understanding this vascular relationship is important to prevent misdiagnosing pituitary pathology.…”

Carotid-Cavernous Fistula: Manifestasi Klinis dan Tatalaksana

“…3 Meski jarang dijumpai, diagnosis CCF merupakan tantangan tersendiri karena manifestasinya mirip dengan penyakit lain. 3,4 Pasien dapat mengalami nyeri kepala mendadak, proptosis, diplopia, oftalmoplegia, nyeri mata, nyeri konjungtiva, kemosis, bruit orbital, hingga kebutaan. Namun di lain sisi, gejala CCF juga dapat berupa konjungtiva kemerahan, terutama pada tipe tidak langsung, sehingga tidak terdeteksi dengan baik.…”

“…Namun di lain sisi, gejala CCF juga dapat berupa konjungtiva kemerahan, terutama pada tipe tidak langsung, sehingga tidak terdeteksi dengan baik. [3][4][5] Pasien dengan kecurigaan CCF harus menjalani pemeriksaan neuroradiologi, antara lain digital subtraction angiography (DSA), computer to-mography angiography (CTA), atau magnetic resonance angiography (MRA), yang dilanjutkan dengan intervensi neurovaskular. 4,5 Sari pustaka ini bertujuan untuk memberikan dasar mengenai kelainan CCF serta prinsip diagnosis dan tatalaksana terkini.…”

“…Namun, diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik, disertai dengan modalitas radiologi yang tepat untuk membantu klinisi untuk menegakkan diagnosis secara dini. 1,4 CCF tipe A adalah tipe yang paling sering ditemukan, sekitar 75-80% dari seluruh kasus. Mayoritas CCF tipe A disebabkan karena trauma, terutama fraktur tulang basiler yang menyebabkan pecahnya arteri karotis interna yang berdampingan dengan sinus kavernosus.…”

“…11,12 Tanda lain yang jarang ditemukan adalah perdarahan intraserebral, perdarahan subaraknoid, dan perdarahan eksternal, seperti epistaksis. 4 CCF tidak langsung memiliki gejala yang lebih ringan karena beraliran dan bertekanan rendah, dan memiliki kemungkinan untuk resolusi secara spontan. Kemerahan konjungtiva adalah temuan yang paling sering, namun sering kali salah terdiagnosis sebagai konjungtivitis, episkleritis, atau kelainan tiroid.…”