Biaya Transaksi Pada Sistem Agribisnis Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Usahatani Ubi Kayu

Abstract

Tujuan penelitian adalah menganalisis bsarnya biaya transaksi pada sistem agribisnis ubi kayu dan menganalisis pengaruh biaya transaksi terhadap pendapatan ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah. Tempat penelitian di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian menggunakan metode survei kepada 141 petani ubi kayu di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah yang diambil secara purposive. Analisis menggunakan metode analisis kuantitatif pada Transaction Cost (TrC); Analisis pendapatan; dan Analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian (1) biaya transaksi pada sistem agribisnis ubi kayu Rp. 732.725,17/ha/petani/musim (2) pendapatan usahatani ubi kayu sebesar Rp. 10.666.036,03/ha yang artinya usahatani ubi kayu layak untuk terus dikembangkan di Kabupaten Lampung Tengah dan biaya transaksi berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani ubi kayu

Biaya Transaksi Dan Pemilihan Saluran Pemasaran Kopi Arabika Gayo: Studi Empiris Di Provinsi Aceh

“…Perilaku pedagang perantara yang terlibat dan tidak adanya lembaga formal yang mengatur pertukaran seperti pembelian dan penjualan diperkirakan akan meningkatkan biaya transaksi. Selain itu, biaya transaksi yang tinggi dapat mengurangi pendapatan dan kesejahteraan petani Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alfin Mohamad et al, 2014), (Zulkarnain et al, 2021), dan (Adif et al, 2020) menyatakan peningkatan biaya transaksi dapat berdampak menurunkan kesejahteraan rumah tangga petani Baraka et al, (2021) menjelaskan Peran kelembagaan dapat mengurangi biaya transaksi dan risiko dalam memasarkan produk bagi petani. Tanpa adanya lembaga yang tepat yang mengatur pertukaran (penjualan maupun pembelian), diharapkan petani dapat memilih saluran pemasaran yang membebankan biaya transaksi terendah.…”

Efisiensi Produksi Usahatani Ubi Kayu dengan Pendekatan Stockhastic Frontier di Provinsi Lampung

“…Lampung Province is one of Indonesia's cassava production center provinces (Mardliyah and Supriyadi, 2018;Haryono et al, 2021). In recent years cassava production in Lampung Province has continued to decline (Thamrin et al, 2013;Robert Asnawi, 2016).…”