2021
DOI: 10.31503/madah.v12i2.387
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Bias Gender dalam Cerita Ulama Nyi Atikah (Pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional Teks Suntingan Serat Centhini Tambangraras Amongraga Jilid II)

Abstract: This study aims to describe linguistic features that mean gender bias about Javenese women in Ulama Nyi Atikah’s story about two female characters named Nyi Kasanah and Siti Dara Murtasiyah. The data analyzed in this study are linguistic features in the form of word, phrases, and clauses collected from the text of Ulama Nyi Atikah’s story in edited book Serat Centhini Tambangraras Amongraga volume II. The analysis is done by qualitative descriptive method using three steps of data analysis from Miles, Huberman… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
Order By: Relevance
“…Oleh karenanya, seorang wanita harus menghindari perbuatan tercela dan menerapkan perilaku utama. Hal tersebut sejalan dengan temuan Musrichah & Baskoro (2020) yang menyatakan bahwa seorang wanita harus menerapkan kriteria wanita utama yang sudah terkonstruksi secara kultural. Dengan menghindari sikap dan perilaku tercela, seorang wanita akan memperoleh kedudukan yang sangat mulia.…”
Section: Latar Belakang Serat Wara Ratnaunclassified
“…Oleh karenanya, seorang wanita harus menghindari perbuatan tercela dan menerapkan perilaku utama. Hal tersebut sejalan dengan temuan Musrichah & Baskoro (2020) yang menyatakan bahwa seorang wanita harus menerapkan kriteria wanita utama yang sudah terkonstruksi secara kultural. Dengan menghindari sikap dan perilaku tercela, seorang wanita akan memperoleh kedudukan yang sangat mulia.…”
Section: Latar Belakang Serat Wara Ratnaunclassified
“…The culture includes a lot of pleasantries (Aminah Hasibuan 2020) to help behave politely but sometimes less assertively (Santoso et al 2020) .This makes them weak in negotiation (Mokoginta & Arafah 022), gentle (Najib 2020;Praningrum 2021) and also moderate in religion (Zuhdi 2018). The Javanese women still uphold the concept of suwargo nunut, neroko katut [invited to heaven, brought to hell] (Ismawati 2018;Musrichah & Baskoro 2021;Utomo 2022). Moreover, according to Ftju, Ftsa and Ftme, most (85%) of the Indonesian female diaspora in Russia cares less about themselves, especially regarding the legal literacy and legal administration of the Russian state, and also lacks cultural literacy.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%