2011
DOI: 10.1163/157006011x556120
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Becoming Indonesians: The Bā 'Alawī in the Interstices of the Nation

Abstract: is paper examines the Bāʿ Alawī-a group of Ḥaḍramī diaspora acknowledged as the descendants of Prophet Muḥammad-in post-colonial Indonesia. In particular, it observes the Bā ʿAlawī scholars' creative adaptation and manipulation of their Sufi path, ṭarīqa ʿalawiyya, in their attempt to secure their place within the wider imagination of Indonesian nationhood while protecting their distinctive genealogical eminence. In the twentieth century the ṭarīqa, which had long functioned to secure their identity, differen… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
15
0
3

Year Published

2016
2016
2022
2022

Publication Types

Select...
8

Relationship

1
7

Authors

Journals

citations
Cited by 21 publications
(21 citation statements)
references
References 1 publication
(1 reference statement)
0
15
0
3
Order By: Relevance
“…Misalnya saja ia melarang anak-anaknya main bola demi menghargai dan menjaga kebesaran dan kesucian Imam Husain, karena pada saat peristiwa Karbala kepala Imam Husain terpotong dan ditendang-tendang oleh para musuhnya. Peristiwa di masa kenabian dan masa kehidupan Ahlulbait ini menjadi awal referensi tabuh (Alatas, 2012) bagi mereka untuk tidak melakukan perbuatan yang menyerupai perlakuan yang menyakitkan hati turunan Rasulullah (Reysyahri, 2015). Sebuah kejadian kecelakaan dan menyebabkan salah satu giginya tercabut menjadi satu peristiwa yang wajar tetapi sekaligus penuh dengan hikmah pembuktian kedekatan kepada Rasulullah Muhammad SAW, bahwasanya apa yang terjadi tersebut sebagai bukti kalau ia betul-betul adalah turunan Rasulullah karena itu harus diterima dengan ikhlas dan bersyukur.…”
Section: Nounclassified
See 1 more Smart Citation
“…Misalnya saja ia melarang anak-anaknya main bola demi menghargai dan menjaga kebesaran dan kesucian Imam Husain, karena pada saat peristiwa Karbala kepala Imam Husain terpotong dan ditendang-tendang oleh para musuhnya. Peristiwa di masa kenabian dan masa kehidupan Ahlulbait ini menjadi awal referensi tabuh (Alatas, 2012) bagi mereka untuk tidak melakukan perbuatan yang menyerupai perlakuan yang menyakitkan hati turunan Rasulullah (Reysyahri, 2015). Sebuah kejadian kecelakaan dan menyebabkan salah satu giginya tercabut menjadi satu peristiwa yang wajar tetapi sekaligus penuh dengan hikmah pembuktian kedekatan kepada Rasulullah Muhammad SAW, bahwasanya apa yang terjadi tersebut sebagai bukti kalau ia betul-betul adalah turunan Rasulullah karena itu harus diterima dengan ikhlas dan bersyukur.…”
Section: Nounclassified
“…Kaum alawiyyin yang dikenal jamak sebagai turunan Rasulullah Muhammad SAW (Ho, 2006) (Aidid, 1999), telah menorehkan sejarah yang panjang sebagai satu suku bangsa bermigrasi yang hadir di berbagai belahan dunia (Magenda, 2005). "Mereka [khususnya para pendahulu Ba Alawi/Alawiyyin] menjadi pewaris sekaligus sebagai utusan yang setia, dari Ali dan dua cucu Rasulullah (Hasan & Husain), mereka telah mewarisi banyak ulama (Alatas, 2012). (Sila, 2004) Persebaran kaum Alawiyyin/Ba Alawi ke berbagai tempat telah mewarnai signifikansi kehadiran Islam sebagai agama di berbagai tempat dan sebaliknya memosisikan eksistensi kaum Alawiyyin dalam relasi sosial yang lebih luas, di antaranya di Kepulauan Maluku yang menjadi wilayah dalam kajian kali ini.…”
unclassified
“…Today, they form distinct communities in Indonesia and are well established especially in Indonesia’s Islamic field. Indonesians of Hadhrami descent are found among the country’s most popular Islamic preachers (Abaza 2004 ; Alatas 2011 ; Nisa 2012 ; Slama 2011 ).…”
mentioning
confidence: 99%
“…enticed Indonesian Muslims despite the considerable influence of Ḥ aḍ ramī scholars (ʿulamāʾ) in Indonesia (Alatas 2011).…”
mentioning
confidence: 99%