Barriers for Shanghai Cooperation Organization (SCO) to Pave Road to Supranationalism

Maulaya, Mahbi

doi:10.24198/intermestic/v5n2.4

Cited by 2 publications

(1 citation statement)

References 18 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Tetapi di sisi lain demarkasi ini juga mengurangi efektifitas perdagangan dan justru meningkatkan ketegangan. Sebagai contoh permasalahan perbatasan Kyrgyzstan-Uzbekistan yang terjadi pada tahun 2016 dan munculnya bentrokan perbatasan antara Tiongkok dan India yang terjadi pada bulan Juni 2020 (Maulaya, 2021). Di samping itu, kesenjangan kekuatan antara Cina-Rusia dengan negara-negara Asia Tengah menyebabkan banyak inisiatif yang dihasilkan tidak dapat diterapkan dengan baik karena sumber daya yang tersedia untuk mendukung inisiatif-inisiatif tersebut dan kemampuan negara-negara anggota untuk menerapkan inisiatif masih belum pasti.…”

Section: Sophiana Widiastutieunclassified

Hubungan Cina-Rusia dalam Dinamika Geopolitik Kawasan Asia Tengah

Widiastutie,

2024

JPI

View full text Add to dashboard Cite

Kawasan Asia Tengah semula merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Uni Soviet yang kaya sumber daya alam, khususnya minyak bumi dan gas alam. Di samping itu wilayah ini juga sangat strategis karena merupakan wilayah penghubung antara Eropa dan Asia, serta antara Asia Timur dan Timur Tengah. Setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, banyak negara besar yang tertarik untuk menanamkan pengaruhnya di wilayah ini. Rusia sebagai negara terbesar setelah hancurnya Uni Soviet berusaha untuk tetap mempertahankan pengaruh yang diwarisi dari Uni Soviet. Amerika Serikat juga berusaha meningkatkan pengaruhnya di kawasan ini. Selain itu, Cina sebagai negara tetangga kawasan Asia Tengah yang saat ini menjadi aktor global baru juga memiliki minat tinggi untuk meluaskan pengaruhnya di wilayah Asia Tengah. Persaingan antara negara besar di kawasan Asia Tengah ini, khususnya antara Cina dan Rusia, yang menarik penulis untuk melakukan penelitianyang dituliskan pada artikel ini. Penulis melakukan penelitian kualitatif dengan sumber data sekunder yang berasal dari berbagai literatur, serta menggunakan teori Transisi Kekuatan untuk menganalisis hubungan Cina dan Rusia, khususnya strategi Cina pada Rusia untuk secara bersama-sama menjaga kawasan Asia Tengah dari pengaruh aktor global lainnya. Shanghai Cooperation Organization adalah batasan penelitian yang ditetapkan oleh penulis dalam melihat dinamika geopolitik di Asia Tengah, terlepas dari adanya beberapa sudut pandang lain yang juga dapat dijadikan batasan penelitian. Temuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah bagaimana hubungan Cina dan Rusia ini memberi dampak geopolitik yang posistif bagi negara-negara di Kawasan Asia Tengah, sehingga menbuat negara-negara di kawasan tersebut lebih memilih untuk tetap bersama-sama dengan Cina dan Rusia dalam mengembangkan wilayah mereka.

show abstract

Section: Sophiana Widiastutieunclassified

Hubungan Cina-Rusia dalam Dinamika Geopolitik Kawasan Asia Tengah

Widiastutie,

2024

JPI

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

The Shanghai Spirit and the ASEAN Way as the Foundations of a New Regionalism

Honrada,

Bokeriya

2023

Vestn. Ross. univ. družby nar., Ser. Meždunar. otnoš.

View full text Add to dashboard Cite

Narratives are essential for organizations and states to provide a framework for their decision-making processes and organizational structure and bolster their legitimacy by appealing to shared values and worldviews. These narratives will play a greater role in a multipolar world characterized by a diversity of worldviews and values that shape the internal and external perceptions of international actors. The authors compare the critical narratives forwarded by the Shanghai Cooperation Organization (SCO) and the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), namely the Shanghai Spirit and the ASEAN Way. Drawing on scientific works dedicated to explicating the worldview, values, and norms espoused by the Shanghai Spirit and the ASEAN Way, the authors use syncretic approaches to show how these concepts are applied in these narratives. The Shanghai Spirit is based on mutual trust, mutual benefit, quality, respect for the diversity of civilizations, and the pursuit of common development. Similarly, the ASEAN Way is based on non-interference, non-confrontation, non-use of force, and consensus-based decision-making. The Shanghai Spirit and the ASEAN Way have notable similarities, such as an emphasis on preserving sovereignty, a pragmatic approach to regionalism, and a flexible, non-binding application. Although they also have significant differences, such as the rationale behind them, different preferred means of cooperation, and an emphasis on state security versus human security. The article argues that the unique features of the Shanghai Spirit and the ASEAN Way, which promote loose regionalism, combined with the state-centric Westphalian features of the contemporary international system, result in a new form of regionalism that is open yet preserves and reinforces the individual sovereignty of states. In this sense, the Shanghai Spirit and the ASEAN Way may provide the intellectual basis for a new form of regionalism and international relations that can better respond to the emerging challenges of a multipolar world.

show abstract

Barriers for Shanghai Cooperation Organization (SCO) to Pave Road to Supranationalism

Cited by 2 publications

References 18 publications

Hubungan Cina-Rusia dalam Dinamika Geopolitik Kawasan Asia Tengah

Hubungan Cina-Rusia dalam Dinamika Geopolitik Kawasan Asia Tengah

The Shanghai Spirit and the ASEAN Way as the Foundations of a New Regionalism

Contact Info

Product

Resources

About