2013
DOI: 10.1215/00295132-2019119
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Austen and Translation: National Characters, Translatable Heroines, and the Heroine as Translator

Abstract: The nexus “Austen and translation” is among the most recurrent in contemporary studies of the author's reception and has generated a significant body of research on renditions of the novels in other languages. This essay contends that, however relevant and valuable, this approach stands in need of critical and methodological revision. Moving beyond a notion of translation as interlinguistic and intertextual transposition, it explores the novelist's canon in light of the emergent concept of “cultural translatio… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 30 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Wibowo (2022) mengaplikasikan teknik penerjemahan Davoodi (2009) sehingga menghasilkan empat macam strategi yakni euphemism, cencorship, substitution, dan taboo for taboo. Dalam studi penerjemahan, kesepadanan antara BSu dan BSa serta orientasi penerjemah sangatlah penting (Saglia, 2013;Shan, 2021) Yang kelima adalah ethnic racial gender slurs, yakni kata-kata yang terkait dengan suku bangsa, ras dan jenis kelamin misalnya nigger (kata untuk mengejek orang kulit hitam di Amerika Serikat). Insulting references adalah kategori tabu yang keenam.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Wibowo (2022) mengaplikasikan teknik penerjemahan Davoodi (2009) sehingga menghasilkan empat macam strategi yakni euphemism, cencorship, substitution, dan taboo for taboo. Dalam studi penerjemahan, kesepadanan antara BSu dan BSa serta orientasi penerjemah sangatlah penting (Saglia, 2013;Shan, 2021) Yang kelima adalah ethnic racial gender slurs, yakni kata-kata yang terkait dengan suku bangsa, ras dan jenis kelamin misalnya nigger (kata untuk mengejek orang kulit hitam di Amerika Serikat). Insulting references adalah kategori tabu yang keenam.…”
Section: Pendahuluanunclassified