2017
DOI: 10.1088/1742-6596/795/1/012015
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Atmospheric conditions analysis of the heavy rain phenomenon in Biak (case study 4-5 December 2014)

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
2
2

Relationship

1
3

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(3 citation statements)
references
References 9 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Semakin rendah nilai divergence maka mengindikasikan terjadinya pola konvergen begitu juga sebaliknya semakin tinggi nilai divergence maka mengindikasikan terjadinya pola divergen. Pada data relative vorticity, semakin rendah nilai yang didapatkan maka mengindikasikan terjadinya pola siklonik di wilayah lintang selatan atau pola antisiklonik di wilayah lintang utara begitu juga sebaliknya semakin tinggi nilai yang didapatkan maka mengindikasikan terjadinya pola antisiklonik di wilayah lintang selatan atau pola siklonik di wilayah lintang utara [10] .…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Semakin rendah nilai divergence maka mengindikasikan terjadinya pola konvergen begitu juga sebaliknya semakin tinggi nilai divergence maka mengindikasikan terjadinya pola divergen. Pada data relative vorticity, semakin rendah nilai yang didapatkan maka mengindikasikan terjadinya pola siklonik di wilayah lintang selatan atau pola antisiklonik di wilayah lintang utara begitu juga sebaliknya semakin tinggi nilai yang didapatkan maka mengindikasikan terjadinya pola antisiklonik di wilayah lintang selatan atau pola siklonik di wilayah lintang utara [10] .…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…The communities in Nigeria affected by this extreme low level moisture flux convergence are Aguleri in Anambra state, Katsina Ala in Benue state, Makurdi in Benue state, Ikom in Cross River state, Lokoja in Kogi state, among others. It has been noted by Ismail and Siadari (2017) that if the atmosphere is unstable with abundant low-level moisture and a mechanism exists to lift the air (thereby releasing the potential instability), convective weather and rainfall (showers) can develop. On September 29, 2012, the affected areas were still under the influenced of extreme low-level moisture flux convergence, including Ofutop II in Cross River state where the peak rainfall rate was observed.…”
Section: The 2012 Flood In Nigeriamentioning
confidence: 99%
“…Dampak siklon tropis sebagai fenomena cuaca skala sinoptik dapat menjangkau hingga ribuan kilometer dari pusat badai dengan skala waktu sampai beberapa hari hingga mingguan. Sebagai contoh, cuaca ekstrem berupa hujan lebat dengan intensitas mencapai 102 mm dalam sehari di Biak pada Desember 2014 terjadi pada saat terbentuknya siklon tropis Hagupit yang menerjang Filipina (Ismail et. al, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified