Penyimpanan lestari terhadap sumber radiasi bekas (disused sealed radioactive sources = DSRS) masih menghadapi beberapa rintangan, antara lain karena DSRS umumnya berumur paro panjang, tingkat radiasi gamma-photon tinggi, sulitnya opsi untuk dikembalikan ke negara pembuat, dan aktivitas melampaui batas untuk shallow land disposal. Untuk itu perlu dikembangkan sistem penyimpanan lestari limbah DSRS dengan fasilitas skala kecil yang ekonomis, memenuhi standard keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan. Jawaban untuk masalah ini adalah dengan konsep penyimpanan lestari dalam lubang bor (borehole disposal = BHD). Penelitian ini fokus pada evaluasi potensi lingkungan Kawasan Nuklir Serpong (KNS) untuk tapak fasilitas BHD dan keselamatannya sesuai dengan standar IAEA yaitu borehole disposal of disused sealed sources (BOSS). Evaluasi lingkungan KNS dilakukan dengan karakterisasi dan evaluasi keselamatan lingkungan geologi dan non geologi untuk tapak BHD sesuai standard IAEA. Secara umum, hasil evaluasi parameter lingkungan terhadap kriteria tapak disposal menunjukkan adanya kesesuaian. Namun ada beberapa parameter yang perlu diberikan solusi teknologi (engineered barrier) agar fungsi tapak sebagai natural barrier dapat terpenuhi. Beberapa solusi teknologi tersebut meliputi kemasan limbah (kapsul dan kontainer), buffer dan backfill material, pelapis lubang bor (casing), pemasangan basement plug dan upper/cover plug. Hasil dari pengkajian keselamatan dengan Borehole Disposal Concept (BDS) scoping tools menunjukkan bahwa konsep fasilitas BHD pada tapak KNS termasuk dalam zona hijau (green zone) yang berarti aman, dengan nilai total dosis maksimal sebesar 7.2e-9 Sv/y di tahun 46.678y. Menggunakan system standar BOSS dengan penambahan engineered barrier maka lokasi tapak di KNS memenuhi kriteria dan berpotensi untuk penempatan fasilitas borehole disposal limbah DSRS.Kata kunci: potensi, lingkungan, tapak, keselamatan, borehole disposal.