Application of Photogrammetry Techniques in Reconstructing the Carving on Stone Inscriptions

Abstract

This research discusses and applies photogrammetry techniques to determine the depth of the script carvings on some worn-out stone inscriptions so images of scripts can be more readable. Inscriptions are the backbone of ancient Indonesian historical writings. Unfortunately the significance of many such ancient inscriptions can not yet be used optimally since many inscriptions are found in a state of having poor legibility, and this due both to natural as well as human factors. To this day, photogrammetry techniques have not been widely used by Indonesian researchers in order to help analyze existing cultural heritage objects, especially stone inscriptions. In addition to previous photogrammetric techniques reviews, this article also brings forward my experiment on the photogrammetric techniques, especially those directly related to the stone inscriptions. The reconstruction was not intended to interpret the meaning of the scripts, but rather to give epigraphists a new insight into other ways of clarifying worn-out scripts.

Perekaman Tiga Dimensi (3D) Benda Hasil Budaya Menggunakan Telepon Pintar: Studi Kasus Arca Dewi Laksmi di Madiun

“…Teknik fotogrametri digital memungkinkan pengukuran dengan akurasi tinggi, dan teknik semacam ini dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi arkeometrik dengan detail tinggi yang sangat baik untuk pendokumentasian artefak berukuran kecil. Dasar dari metode fotogrametri ini adalah upaya merubah bentuk dua dimensi bidang datar menjadi bentuk tiga dimensi bidang ruang, sehingga pengukuran panjang lebar dan tinggi secara geometris dapat dilakukan (Sambodo et al, 2020). Kamera digital pada saat ini tidak hanya digunakan oleh fotografer profesional.…”

“…Pada awalnya, aplikasi ini lebih banyak digunakan untuk pemrosesan foto udara dengan skala besar, akan tetapi pada perkembangannya banyak pula digunakan untuk keperluan pengolahan fotogrametri rentang dekat, seperti pengolahan rekonstruksi pahatan prasasti. Kedalaman pahatan yang ada digunakan sebagai data awal untuk restorasi pahatan, sehingga pahatan pada prasasti yang aus dapat diperbaiki (Sambodo et al, 2020). Pemrosesan dengan perangkat lunak ini menerapkan algoritma SfM-MVS.…”