Aplikasi Standar Proses Keperawatan: Diagnosis, Outcome, dan Intervensi pada Asuhan Keperawatan

Introduction: Vertigo merupakan satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan atau lingkungan sekitar, seringkali dipicu karena menggerakkan kepala terlalu cepat, vertigo muncul karena adanya gangguan di indera pendengaran bagian dalam. Hal ini kemudian memicu masalah mekanisme keseimbangan tubuh Objective: Asistensi ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien Ny. S Dengan diagnosa medis vertigo di ruang flamboyan RSU kota banjar pada tahun 2022 Method: Kegiatan asistensi dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan melalui 5 proses antara lain asesmen, diagnosis, intervensi keperawatan, dan evaluasi Result: hasil yang diperoleh masalah utama yang muncul dengan diagnosa nyeri akut dan intoleransi aktifitas lalu di berikan intervensi selama 1 hari dengan hasil nyeri berkurang dan pasien mulai bisa melakukan aktifitas seperti makan, pergi ketoilet meskipun dengan bantuan keluarga. Conclusion: pemberian asuhan keperawatan dengan diagnosa medis vertigo dapat teratasi

Section: Gambar 1 Nursing Processunclassified

Pendampingan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Pasien dengan Gangguan Sistem Saraf (Vertigo) di Ruang Flamboyan RSU Banjar

Kurniawan¹

2022

Section: Gambar 1 Nursing Processunclassified

Pendampingan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan (Asma) di Ruang Mawar RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya

Mustopa¹

2022

Introduction: Asthma is a disease of the respiratory system in which inflammation or narrowing of the airway can occur repeatedly due to exposure to allergic agents and this condition can cause shortness of breath for sufferers. Asthma can be caused by predisposing factors such as genetics, as well as precipitating factors such as allergies, excessive exercise, bacterial infections of the respiratory tract, stress and weather changes. Objective: This assistance aims to provide nursing care to patients Br. B with a medical diagnosis of asthma in the Melati room at RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya in 2021. Method: Assistance activities are carried out by providing nursing care through 5 stages of the nursing process, including Assessment, Diagnosis, Nursing Intervention, Nursing Implementation, and Evaluation. Result: The results of the study found that the patient's main complaint was shortness of breath, the diagnosis that appeared in the patient was ineffective airway clearance, after being given nursing actions from October 6-8, the results obtained the patient said he was no longer short of breath, the patient was able to cough effectively, the patient was able to expel phlegm, Additional breath sounds are no longer audible, the patient is no longer taking nasal oxygen. Conclusion: After the process of providing nursing care was carried out from 06-08 October 2021, the nursing problems found in Br. B with a medical diagnosis of asthma can be resolved.

“…Ini memberi semua staf perawat kesempatan untuk memastikan perawatan yang konsisten dan berkualitas. Beberapa langkah dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan meliputi penetapan prioritas, penetapan kriteria tujuan dan hasil yang diharapkan, penetapan intervensi keperawatan yang tepat, dan pembuatan rencana asuhan keperawatan (Koerniawan et al, 2020).…”

Section: Pathwayunclassified

“…Perawat harus memiliki keterampilan kognitif (intelektual), interpersonal, dan perilaku agar berhasil dalam memberikan perawatan sesuai dengan rencana perawatan. Proses implementasi harus didasarkan pada kebutuhan pelanggan, faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan perawatan, strategi implementasi perawatan, dan aktivitas komunikasi (Koerniawan et al, 2020).…”

Section: Pathwayunclassified

Pendampingan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Pasien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal (Fraktur Femur) di Ruang Anggrek RSUD Kota Banjar

Hidayat¹,

Malik²,

Nugraha³

2022

Introduction: fraktur femur ialah hilangnya kontinuitas pada tulang paha, dengan kondisi klinis berupa fraktur terbuka serta tertutup. Fraktur ini disebebkan oleh syok kecepatan tinggi, kecelakaan kendaraan, jatuh dari ketinggian, atau cedera selama olahraga ekstrim. Objective: asistensi ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan diagnosa medis fraktur femur di ruang Anggrek RSU Kota Banjar. Method: Kegiatan asistensi dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan melalui 5 proses antara lain pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Result: Hasil menjelaskan masalah utama yang muncul dengan diagnosa nyeri akut dan gangguan mobilitas fisik, yang diberikan intervensi selama 2 hari. Hasil yang didapat nyeri pada klien berkurang dan mulai bisa mobilisasi. Conclusion: pemberian asuhan keperawatan dengan diagnosa medis fraktur femur dapat teratasi.