Abstract:This research aims to describe the anxiety of grade 9 students to solve geometry problems based on the IDEAL stages, that is, identify, define, explore, act, and look back. The subjects were three students who each had one student at each level, namely, visualization, analysis, and informal deduction. The data were collected through tests and interviews. To guarantee the validity and reliability of the research, the triangulation technique was used. The findings and conclusions were as follows: students' visua… Show more
“…Van Hiele menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman belajar geometri, siswa dapat dibagi menjadi 5 level antara lain level visual, level analisis, level deduksi informal, level deduksi dan level rigor. Dalam perjalanan teori van Hiele ini, Sunardi (2001) Berdasarkan hasil penelitian yang ternyata subjek cenderung mengalami kecemasan sedang dan tinggi hal ini berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh Sunardi et al, (2019) yaitu sebanyak 3 siswa memiliki kecemasan rendah, 42 siswa memiliki tingkat kecemasan sedang, dan 9 siswa dengan kecemasan tinggi, sehingga pada diperoleh rata-rata kecemasan siswa berada pada tingkat kecemasan sedang.…”
Section: Hasilunclassified
“…Siswa yang berada pada level visualisasi sudah mengenal bangun -bangun geometri seperti segitiga, persegi, persegipanjang, jajargenjang (Pavlovičová & Švecová, 2015;Sunardi et al, 2019;Yudianto & Sunardi, 2015;Yuliana & Ratu, 2019). Bentuk geometri yang dikenal siswa visualisasi hanya berdasarkan karakteristik visual atau penampakan bentuk secara keseluruhan.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Kecemasan geometri yang subjek analisis alami dari gejala fisiologis (jantung berdebar, berkeringat, tekanan pada dada, dan tidak bisa diam) dan gejala perilaku (tidak fokus, lupa materi, bingung, konsentrasi buruk, takut, gelisah, merasa tidak yakin, dan mudah terganggu). Siswa deduksi informal dapat melihat hubungan antar sifat-sifat dalam satu bangun maupun diantara beberapa bangun, dan dapat mengurutkan sifat-sifat bangun secara logis (Pavlovičová & Švecová, 2015;Sunardi et al, 2019;Yudianto & Sunardi, 2015). Subjek level deduksi informal pada penelitian ini cenderung mengalami kecemasan pada permasalahan berbentuk cerita, pada kegiatan wawancara subjek deduksi informal juga mengatakan bahwa mengalami kecemasan saat dihadapkan dengan permasalahan unsur-unsur bangun ruang sisi datar.…”
Kecemasan geometri adalah kecemasan yang muncul ketika menghadapi hal – hal yang berhubungan dengan geometri. Tingkatan kecemasan geometri dimulai dari rendah, sedang, tinggi, dan panik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kecemasan geometri siswa dalam menyelesaikan masalah bangun ruang sisi datar ditinjau dari teori van Hiele. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini masing - masing dua siswa pada level visualisasi, analisis, dan deduksi informal. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kombinasi (triangulasi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dari tiap level memiliki kecemasan geometri yang berbeda. Siswa visualisasi mengalami kecemasan sedang dan tinggi dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi sifat serta unsur bangun ruang sisi datar. Siswa analisis mengalami kecemasan sedang dalam menyelesaikan masalah geometri yang berkaitan dengan perhitungan diagonal, volume, dan luas permukaan. Siswa deduksi informal mengalami kecemasan tinggi dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan definisi dan unsur bangun ruang serta permasalahan dalam bentuk cerita.
“…Van Hiele menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman belajar geometri, siswa dapat dibagi menjadi 5 level antara lain level visual, level analisis, level deduksi informal, level deduksi dan level rigor. Dalam perjalanan teori van Hiele ini, Sunardi (2001) Berdasarkan hasil penelitian yang ternyata subjek cenderung mengalami kecemasan sedang dan tinggi hal ini berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh Sunardi et al, (2019) yaitu sebanyak 3 siswa memiliki kecemasan rendah, 42 siswa memiliki tingkat kecemasan sedang, dan 9 siswa dengan kecemasan tinggi, sehingga pada diperoleh rata-rata kecemasan siswa berada pada tingkat kecemasan sedang.…”
Section: Hasilunclassified
“…Siswa yang berada pada level visualisasi sudah mengenal bangun -bangun geometri seperti segitiga, persegi, persegipanjang, jajargenjang (Pavlovičová & Švecová, 2015;Sunardi et al, 2019;Yudianto & Sunardi, 2015;Yuliana & Ratu, 2019). Bentuk geometri yang dikenal siswa visualisasi hanya berdasarkan karakteristik visual atau penampakan bentuk secara keseluruhan.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Kecemasan geometri yang subjek analisis alami dari gejala fisiologis (jantung berdebar, berkeringat, tekanan pada dada, dan tidak bisa diam) dan gejala perilaku (tidak fokus, lupa materi, bingung, konsentrasi buruk, takut, gelisah, merasa tidak yakin, dan mudah terganggu). Siswa deduksi informal dapat melihat hubungan antar sifat-sifat dalam satu bangun maupun diantara beberapa bangun, dan dapat mengurutkan sifat-sifat bangun secara logis (Pavlovičová & Švecová, 2015;Sunardi et al, 2019;Yudianto & Sunardi, 2015). Subjek level deduksi informal pada penelitian ini cenderung mengalami kecemasan pada permasalahan berbentuk cerita, pada kegiatan wawancara subjek deduksi informal juga mengatakan bahwa mengalami kecemasan saat dihadapkan dengan permasalahan unsur-unsur bangun ruang sisi datar.…”
Kecemasan geometri adalah kecemasan yang muncul ketika menghadapi hal – hal yang berhubungan dengan geometri. Tingkatan kecemasan geometri dimulai dari rendah, sedang, tinggi, dan panik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kecemasan geometri siswa dalam menyelesaikan masalah bangun ruang sisi datar ditinjau dari teori van Hiele. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini masing - masing dua siswa pada level visualisasi, analisis, dan deduksi informal. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kombinasi (triangulasi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dari tiap level memiliki kecemasan geometri yang berbeda. Siswa visualisasi mengalami kecemasan sedang dan tinggi dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi sifat serta unsur bangun ruang sisi datar. Siswa analisis mengalami kecemasan sedang dalam menyelesaikan masalah geometri yang berkaitan dengan perhitungan diagonal, volume, dan luas permukaan. Siswa deduksi informal mengalami kecemasan tinggi dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan definisi dan unsur bangun ruang serta permasalahan dalam bentuk cerita.
“…Temuan menarik dari hasil penelitian ini yaitu sekali lagi menunjukkan bahwa siswa dengan jenjang kelas yang berbeda (dalam hal ini kelas XI dan kelas XII), tetapi dengan level yang sama (dalam hal ini level deduksi) dan memiliki kemampuan matematika yang sama juga, maka menghasilkan cara berpikir yang sama. Hal ini sejalan dengan penelitianpenelitian sebelumnya yang melaporkan bahwa sebenarnya cukup menggunakan tes pelevelan van Hiele, maka yang akan dihasilkan dari pekerjaan siswa cenderung sama tapi dengan catatan kemampuan setiap harinya juga sama (Pavlovicova & Zahorska, 2015;Sunardi et al, 2019;Yudianto et al, 2019).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Siswa level deduksi telah memiliki kemampuan untuk melakukan pembuktian dan dapat memahami dan menggunakan unsur pangkal (undefined terms), definisi, postulat, dan teorema dalam membuktikan suatu permasalahan (Fitriyani, Yudianto, Maf'Ulah, Fiantika, & Hariastuti, 2020;Fuys, Geddes, & Tischler, 1988;Haviger & Vojkůvková, 2015;Hock, Tarmizi, Aida, & Ayub, 2015;Kivkovich, 2015;Mason, 2014;Mccammon, 2018;Pegg, 2014;Sunardi et al, 2019 Usiskin (1982) dimana siswa diklasifikasikan pada level deduksi jika siswa menjawab dengan benar minimal 3 dari 5 butir soal pada level deduksi dan telah berhasil mencapai level-level sebelumnya. Hal ini berarti siswa tersebut telah menjawab dengan benar soal van Hiele, yaitu dengan rincian: minimal 3 dari 5 butir soal level visualisasi, minimal 3 dari 5 butir soal level analisis, minimal 3 dari 5 butir soal level deduksi informal, dan minimal 3 dari 5 butir soal level deduksi.…”
Kemampuan membuktikan jarang sekali diasah dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, hal tersebut menjadi menarik ketika dikaji dan dikaitkan dengan level berpikir geometri van Hiele yaitu level deduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa level deduksi dalam membuktikan Triangle Proportionally Theorem dan konversnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Siswa level deduksi diberikan tes pembuktian teorema sebanyak dua soal, kemudian dilakukan wawancara untuk mengetahui lebih dalam proses berpikirnya. Hasil yang diperoleh adalah siswa level deduksi mampu membuktikan teorema dengan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki baik mengenai unsur-unsur pangkal (titik dan garis), postulat kesejajaran garis dan kesebangunan segitiga AAA, definisi sudut dan kekongruenan sudut, teorema kesejajaran garis dan kesebangunan segitiga SAS~, corollary CSSTP dan CASTC. Hal ini terlihat dari hasil pembuktian yang diberikan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa tersebut.
This study focuses on reviewing information from several articles published in educational and social sciences journals worldwide to document the trend of geometric thinking studies in the Indonesian context. The current study shows that the number of publications on geometric thinking has increased in the last four years. The studies conducted in Indonesia and for Indonesian students used a systematic review guided by PRISMA to examine a hundred articles indexed by Scopus, Google Scholar, and Science and Technology Index (SINTA) between 2011 and 2021. Van Hiele’s Geometric Thinking Test, developed by Usiskin, is extensively used when examining geometric thinking levels in the intervention. In addition, descriptive analysis and a t-test are also employed. The result shows that the most common type of geometric thinking experimental research is quasi-experimental design, with the qualitative approach found to be the most used. Therefore, educators should increase the quantity of qualitative and quantitative studies from various nations about geometric thinking. Furthermore, it is also essential to examine the correlation between student performance in geometry and the teacher’s level of geometric thinking. Finally, combining the van Hiele Geometry test with interviews is strongly advised to provide comprehensive and in-depth data for examining geometric thinking.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.