Analisis Refleksi Dan Transmisi Gelombang Pada Pemecah Gelombang Tiang Pancang

Abstract

Pantai berlumpur rentan terhadap kerusakan akibat gelombang, sehingga diperlukan perlindungan pantai yang salah satunya menggunakan pemecah gelombang tipe permeable. Tipe permeable yang dikembangkan ini disebut sebagai Pemecah Gelombang Tiang Pancang. Bahan yang digunakan untuk memodelkan struktur tersebut (prototipe) di laboratorium adalah bambu bulat bersekat yaitu bambu bulat dari taman Pringgodani dengan diameter 1 cm, tinggi 20 cm dengan sekat kayu multiblok setebal 2 cm. Analisis refleksi dan transmisi terhadap hasil pengujian model fisik 2D terhadap pemecah gelombang diperlukan untuk mencapai optimasi dalam penggunaannya. Hasil pengujian laboratorium membuktikan bahwa Pemecah Gelombang ini cukup efektif pada skenario yang memiliki nilai Kt yang lebih kecil dan nilai Kr yang lebih besar. Pada percobaan ini pengujian dilakukan dengan skenario tinggi muka air pada Mean Sea Level (MSL) (44 cm) dan High Water Level (HWL) (50 cm) dengan 2 skenario spasi antar tiang yaitu 1 cm dan 2 cm pada masing-masing tinggi muka air. Kemudian hasil perhitungan Kt dan Kr dibandingkan dengan variabel non-dimensional kecuraman gelombang (Hi/gT2) dan kemiringan gelombang (Hi/L) . Hasil percobaan laboratorium menunjukkan bahwa nilai Kt lebih rendah pada saat kondisi MSL, dan nilai Kr lebih tinggi pada saat kondisi MSL hal ini menunjukkan bahwa Pemecah Gelombang Bambu Bulat Bersekat ini lebih efektif pada muka air rendah dari pada muka air tinggi.

Simulasi Model Fisik Efektivitas Pemecah Gelombang Tetrapod Dan Dolos

“…Dengan gelombang yang semakin mudah pecah saat mengenai breakwater ini, gelombang yang dipantulkan breakwater atau gelombang refleksi semakin besar. Hasil ini didukung dengan pernyataan Achiari et al, (2020) yang menyatakan bahwa semakin besar kecuraman gelombang (𝐻𝑖/𝐿) maka besarnya energi gelombang yang dipantulkan (𝐾𝑟) juga semakin besar pula dimana keduanya menunjukkan hubungan yang berbanding lurus.…”

“…Besar nilai gelombang yang datang (𝐻𝑖) juga mempengaruhi koefisen transmisi (𝐾𝑡) yang merupakan hasil pembagian dari tinggi gelombang transmisi (𝐻𝑡) terhadap tinggi gelombang datang tersebut (𝐻𝑖). Hal ini juga dikemukakan oleh Achiari et al, (2020) yang menyatakan bahwa tinggi gelombang transmisi merupakan tinggi gelombang yang diteruskan di belakang pemecah gelombang dimana koefisien transmisinya dinyatakan sebagai pembagian antara tinggi gelombang transmisi terhadap tinggi gelombang datang. Adapun pada penelitian ini, didapatkan bahwa nilai koefisien transmisi (𝐾𝑡) berkisar antara 0,058 -0,556.…”