Analisis Nilai Tambah Buah Pisang Menjadi Keripik Pisang Pada Industri Rumah Tangga Di Desa Dimembe Kecamatan Dimembe

Abstract

The purpose of this study is to calculate the profit and added value of the business of processing bananas into banana chips. This research is carried out for two months, from April to May 2017. The research place in one household industry of banana chips in Dimembe Village, Dimembe Sub-district, North Minahasa Regency. The method used in this research is by taking primary data and secondary data. Primary data was obtained through direct interviews using questionnaires. Secondary data is obtained through literature that supports and is associated with this research. Data analysis methods used in this study are: (1) calculate the Benefits of Banana Processing Business Being Chips, (2) calculate the Value Added Banana Chips. The results of this study indicated that the Agro-Business Processing of Banana Chips provides a benefit received is IDR 5,313,500 per month or twenty-three times of the production process. The value added enjoyed by the owner of agroindustry amounted to Rp 2.404/kg from raw materials used. This added value is an advantage gained by banana chips agroindustry in 1 kilogram of raw material usage.

Perbaikan Kualitas Produk Melalui Proses Produksi pada Usaha Makanan Ringan Keripik Pisang “DANGKRIK” di Dusun Kulubanyu, Mojokerto

“…Kegiatan AKUBISA berfokus pada pengembangan industri rumahan dalam menghasilkan nilai ekonomi yang nantinya akan memberikan efek pada peningkatan mutu sumber daya manusia serta kemampuan SDM dalam memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal (Makarawang, Pangemanan, dan B.D. Pakasi 2017).…”

Upaya Peningkatan Ketrampilan Pengolahan Pisang Kelompok Tani Wonotirto di Desa Cerme Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali

“…Menurut Makarawung (2017), buah pisang termasuk klimaterik karena menunjukkan adanya peningkatan CO2 yang mendadak selama pematangan buah. Kecepatan pemasakan pisang terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula [3].…”

“…Menurut Makarawung (2017), buah pisang termasuk klimaterik karena menunjukkan adanya peningkatan CO2 yang mendadak selama pematangan buah. Kecepatan pemasakan pisang terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula [3]. Penanganan yang tidak benar dan tidak tepat dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup tinggi karena sifat hasil pertanian yang mudah rusak terutama untuk golongan buah dan sayuran (sekitar 30 -40 %) [4].…”

Nilai Tambah Pada Rantai Pasok Paprika (Capsicum annuum L) di Desa Candikuning, Tabanan, Bali

“…Secara umum jalur distribusi sayur paprika yang dilalui meliputi petani, pengepul (tengkulak), suplier, pedagang kecil, pengecer, pedagang besar, pasar tradisional, pasar swalayan dan konsumen akhir (Ansori et al, 2014). Pada jalur distribusi paprika terdapat kegiatankegiatan pemasaran yang dilakukan anggota rantai pasok (stakeholders), dimana pada kegiatan yang dilakukan tersebut memiliki nilai (Makarawung et al, 2017). Stakeholders pada penyebaran sayur paprika di Kecamatan Baturiti dimulai dari petani yang kemudian didistribusikan ke pengepul dan suplier disana, lalu kepada konsumen akhir melalui suplier di Baturiti (Dewi et al, 2020).…”