Analisis Minyak Jelantah Sebagai Bahan Bakar Biodiesel dengan Proses Transesterifikasi

Abstract

Waste cooking oil is used oil that has been used for domestic purposes and has undergone changes, both physically and chemically. One effort that can be done to reduce the adverse effects of used cooking oil is changed the material used cooking oil into biodiesel. In this study of biodiesel production from waste cooking oil is done by using biodiesel transesterification reaction as generally through a pretreatment in order to reduce the number of Free Fatty Acid in cooking oil. The high number of Free Fatty Acid will complicate the separation of glycerol from biodiesel so that production of biodiesel will be slight. Test parameters of biodiesel quality produced by transesterification process refers to the Indonesian biodiesel quality standard ISO 7182: 2015. The production of biodiesel from used cooking oil in this experiment using variations methanol and sodium hydroxide solution ratio to the used cooking oil is 1: 2; 1: 4 and 1: 8. Test results showed that the quality of biodiesel is in compliance with ISO 7182: 2015 on the parameters of viscosity, density and flame test. While the Free Fatty Acids remained above the quality standard ISO 7182: 2015.Keywords : Waste cooking oil, Transesterification, Biodiesel

Green Diesel: Bahan Bakar Cair Terbarukan Pengganti Biodiesel

“…Alasan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif adalah memiliki beberapa keunggulan, antara lain: (1) memiliki kandungan karbon yang rendah sehingga dapat menjadi alternatif untuk minyak pemanas; (2) memiliki sifat yang ramah lingkungan karena dapat terdegradasi dengan baik dan tidak beracun; (3) dapat digunakan dalam mesin pembakaran dan tidak merubah struktur internal mesin [3]. Biodiesel adalah bahan bakar yang diproduksi menggunakan proses transesterifikasi atau suatu proses esterifikasi dengan katalis dan alkohol [4].…”

Utilization of Breed Chicken Eggshells for Biodiesel Preparation from Waste Cooking Oil

“…Waste cooking oil (WCO) is waste from vegetable cooking oils that has been used 3-4 times so that it contains levels of free fatty acids and peroxides, if it is still consumed it can cause various diseases including high blood pressure, cancer, and intelligence. Food processing using cooking oils leaves WCO and often it is discharged through public sewers, resulting in environmental pollution such as foam formation and sludge flotation, this problem harms human life further and requires expensive environmental repair costs [12]- [15]. biodiesel product [22].…”

Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 melalui Pembuatan Sabun Cuci dari Minyak Jelatah sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Lingkungan

“…Minyak jelantah dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat sehingga dapat mengendalikan pencemaran lingkungan (Kusumaningtyas dkk, 2018) dan dapat dimanfaatkan dengan baik akan bernilai ekonomis (Chandra dkk, 2020). Berbagai contoh inovasi yang dapat bermanfaat dari daur ulang minyak jelantah diantaranya: minyak jelantah dapat dibuat menjadi biodesel (Ahmadi dan Prasetya, 2016;Hadrah, Kasman, dan Sari, 2018;Fitria, Trisnaliani, dan Purnamasari, 2018); masyarakat dapat diperdayakan dengan membuat minyak jelantah menjadi sabun hias (Nisyak dan Amanda, 2019;Suwartini, Erviana, dan Mudayana, 2018); minyak jelantah dapat dijadikan sebagai pengharum ruangan (Dwitiyanti dan Suharmanto, 2020); minyak jelantah dapat menjadi produk sabun pembersih lantai (Sumiati dkk., 2019); minyak jelantah juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun pencuci tangan (Erviana, 2019); dan banyak manfaat lainnya.…”