The location of settlements is one of the important aspects in the arrangement of a space. The proper arrangement of residential areas can increase the development of a space to be more structured and progressive. However, on the contrary, if the arrangement of residential areas is not planned properly, it can have a negative impact in the form of unstructured development. Spatial planning has an important role in maximizing the potential possessed by each region. One of the areas that has potential that deserves to be developed is Jombang Regency with qualified trade sector opportunities. So it is very important to conduct a land suitability study, especially in the context of research. This research was conducted through a quantitative descriptive method with primary sources obtained from satellite imagery data, which was then processed and analyzed using the help of the QGIS platform through overlay methods and secondary data in the form of previous research results or similar documents that have credibility. The results of the analysis in this study show that an area of 1.78 km2 or 19.2 percent of the area of Jombang Regency, is in a very inappropriate classification if used as a settlement. Meanwhile, as many as 27.84 percent or an area of 29.89 km2 are in the inappropriate category, and 70.38 percent of other areas or an area of 756.1 km2 are in the appropriate classification if used as residential areas.
Lokasi permukiman menjadi salah satu aspek penting di dalam penataan suatu ruang. Penataan kawasan permukiman yang tepat, dapat meningkatkan perkembangan suatu ruang menjadi lebih terstruktur dan progresif. Akan tetapi sebaliknya, jika penataan kawasan permukiman tidak direncanakan dengan tepat, maka dapat memberikan dampak negatif berupa perkembangan yang tidak terstruktur. Penataan ruang mempunyai peran penting guna mengembangkan potensi yang dimiliki setiap daerah di Indonesia. Salah satu daerah yang punya potensi yang layak dikembangkan adalah Kabupaten Jombang dengan peluang sektor perdagangan yang mumpuni. Sehingga sangat penting untuk dilakukan kajian kesesuaian lahan, terutama dalam konteks penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif kuantitatif melalui penggunaan sumber data primer yang diperoleh dari data citra satelit, yang kemudian diolah dan dianalisis menggunakan bantuan platform QGIS melalui metode overlay dan data sekunder berupa hasil penelitian terdahulu atau dokumen sejenis yang memiliki kredibilitas. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukan jika area seluas 1,78 km2 atau sebesar 19,2 persen dari luas wilayah Kabupaten Jombang, berada pada klasifikasi sangat tidak sesuai jika digunakan sebagai permukiman. Sedangkan sebanyak 27,84 persen dari total area atau seluas 29,89 km2 berada pada tingkatan kurang sesuai, dan 70,38 persen area lainnya dengan luas sebesar 756,1 km2 berada pada tingkatan yang sesuai jika digunakan sebagai kawasan permukiman.